Iniriau.com, Jakarta - Kedutaan Besar India yang terletak di Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, kembali didemo pada Jumat (13/3) hari ini. Massa aksi tersebut terdiri dari Front Pembela Islam (FPI), Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF Ulama) dan Persaudaraan Alumni (PA) 212.
Massa gabungan tersebut mengecam Duta Besar India untuk Indonesia, Pradeep Kumar Rawat. Pasalnya, Pradeep disebut membatalkan pertemuan dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) secara sepihak.
Diketahui, Pradeep awalnya dijadwalkan untuk melakukan pertemuan dengan MUI dan 61 organisasi masyarakat (ormas) Islam di Kantor MUI pada Kamis (12/3) kemarin. Pertemuan tersebut bertujuan untuk membahas konflik antara umat Muslim dan Hindu yang terjadi di timur New Delhi, India. Konflik tersebut dilaporkan telah menewaskan puluhan orang dan juga melukai puluhan orang lainnya.
"Dubes India pengecut, mereka teroris. India teroris!" ujar seorang orator dari atas mobil komando. Dalam kesempatan tersebut, orator juga mengajak massa aksi untuk mendoakan agar India terkena wabah virus corona (Covid-19).
"Kita doakan agar India terkena wabah corona," tutur orator yang langsung diamini oleh massa yang hadir. "Habis itu kena azab Allah!"
Selain itu, massa juga turut mengecam aksi kekerasan di India. Diketahui, kekerasan tersebut berkaitan dengan Undang-undang Kewarganegaraan yang kontroversial di India.
UU tersebut mengizinkan India untuk memberikan status kewarganegaraan kepada imigran yang menerima persekusi di negara asalnya, seperti Bangladesh, Pakistan, dan Afghanistan. Sayangnya, UU tersebut hanya berlaku untuk imigran pemeluk agama Hindu, Kristen, dan agama minoritas lainnya selain Islam. Konflik antara umat Muslim dan Hindu di New Delhi pun sempat pecah akibat UU kontroversial tersebut.
Di sisi lain, massa aksi juga ikut menyindir pemerintah Indonesia dalam kesempatan tersebut. Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo dinilai masih belum mengambil sikap terkait kasus ini.
Jokowi bahkan sempat dibanding-bandingkan dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang disebut lebih dlu mengecam kekerasan di India. "Padahal, yang katanya presiden dengan umat muslim terbesar, malah diam aja," kata sang orator.
Sebelumnya, massa gabungan yang sama juga telah mengadakan demo di depan Kedutaan Besar India pada Jumat (6/3) pekan lalu. Dalam demo pekan lalu tersebut, massa gagal menemui perwakilan Kedubes India, namun dijanjikan untuk berdialog dengan para ulama pada pekan ini.
Sumber: Wowkeren