Iniriau.com - Media pemerintah Korea Utara pada Rabu (22/4/2020) tidak menyebutkan pemberitaan apapun tentang kesehatan atau keberadaan Kim Jong-un, meski spekulasi mengenai kondisi pemimpin negara terisolasi itu beredar luas di media internasional. Kim diisukan mengalami sakit parah yang mengancam nyawanya setelah menjalani operasi kardiovaskular.
Pada Rabu, media Korea Utara menampilkan pemberitaan biasa, membawa laporan rutin pencapaian Kim, menerbitkan kutipannya lama atau yang tidak bertanggal tentang masalah-masalah seperti ekonomi.
Kantor berita KCNA menampilkan berita utama, termasuk artikel tentang peralatan olahraga, pemetik mulberry, dan pertemuan di Bangladesh untuk mempelajari "juche" atau ideologi kemandirian Korea Utara. Sementara surat kabar resmi Rodong Sinmun memuat kutipan lama atau pernyataan yang tak bertanggal yang dikaitkan dengan Kim Jong-un dalam artikel tentang ekonomi, industri tekstil, pengembangan kota, dan topik lainnya.
Seperti biasa nama Kim terpampang di seluruh surat kabar, tetapi tidak ada laporan tentang keberadaannya.
Pada Senin malam (20/4/2020), Daily NK, situs web yang berbasis di Seoul, melaporkan bahwa Kim, yang diyakini berusia sekira 36 tahun, dirawat di rumah sakit pada 12 April, beberapa jam sebelum menjalani prosedur kardiovaskular.
Laporan yang mengutip seorang sumber anonim di Korea Utara itu menyebutkan bahwa kesehatan Kim memburuk sejak Agustus karena merokok berat, obesitas, dan terlalu banyak bekerja, dan dia sekarang menerima perawatan di sebuah vila di resor Gunung Myohyang di utara Ibu Kota Pyongyang.
Media Amerika Serikat (AS), CNN mengaungkan laporan dari DailyNK tersebut, dengan mengutip laporan intelijen AS dan pejabat yang mengetahui mengenai masalah tersebut.
Pejabat dan sumber Korea Selatan dan China yang akrab dengan intelijen AS telah meragukan laporan media Korea Selatan dan AS tentang kondisi Kim Jong-un, sementara Gedung Putih mengatakan mereka memantau masalah itu dengan cermat. Thae Yong Ho, mantan wakil duta besar Korea Utara untuk Inggris yang membelot ke Korea Selatan pada 2016, mengatakan bungkamnya media pemerintah dalam waktu yang lama tentang kondisi dan keberadaan Kim adalah hal tidak biasa. Sebelumnya, media pemerinah akan dengan cepat menghilangkan pertanyaan tentang status kepemimpinan Kim Jong-un.
"Setiap kali ada kontroversi tentang (Kim Jong-un), Korea Utara akan mengambil tindakan dalam beberapa hari untuk menunjukkan bahwa dia masih hidup dan sehat," katanya dalam sebuah pernyataan yang dilansir Reuters.
Thae mengatakan, ketidakhadiran Kim Jong-un dari peringatan ulang tahun kakeknya, sekaligus pendiri Korea Utara, Kim Il Sung pada 15 April lalu "belum pernah terjadi sebelumnya".
Kim adalah pemimpin turun-temurun generasi ketiga yang memerintah Korea Utara dengan tangan besi, berkuasa setelah ayahnya Kim Jong Il meninggal pada 2011 karena serangan jantung.
Pelaporan dari dalam Korea Utara terkenal sulit, terutama pada hal-hal mengenai kepemimpinan negara itu, yang dikontrol secara ketat. Ada laporan keliru masa lalu mengenai para pemimpinnya, tetapi fakta bahwa Kim tidak memiliki penerus yang jelas berarti ketidakstabilan dapat menimbulkan risiko internasional yang besar jika kondisi kesehatannya memang memburuk.**
Sumber: Okezone