KPK dan Presiden Gagas Aksi Cegah Korupsi Secara Nasional Bersama Kepala Daerah

Rabu, 26 Agustus 2020 | 15:00:11 WIB

Iniriau.com, PEKANBARU - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia menggelar Aksi Nasional Pencegahan Korupsi (ANPK) secara virtual, Rabu (26/8/20).

Dalam acara tersebut turut dihadiri oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, Dewan Pimpinan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), para Menteri Kabinet Indonesia Maju, Ketua dan Pimpinan KPK beserta seluruh jajaran, para Gubernur, Bupati dan Walikota se Indonesia serta jajaran aparat pengawasan intern pemerintah.

Ketua KPK RI, Firli Bahuri mangatakan bahwa KPK harus tetap memegang peran sentral dalam pemberantasan korupsi. Karena itu, katanya KPK harus didukung dengan kekuatan yang lebih memadai dan harus lebih kuat dibandingkan dengan lembaga lain.

Mengutip perkataan Presiden Jokowi dalam Rakor pengawasan internal BPKP beberapa waktu lalu, Firli menyebutkan upaya pencegahan korupsi harus terus dilakukan, tidak alasan untuk menunda-nunda aksi dari mencegah korupsi dalam pemberantasan korupsi.

"Jangan menyebar ketakutan kepada para pelaksana dalam menjalankan tugasnya. Jangan menggigit orang yang tidak bersalah. Tetapi kalau masih ada yang membandel, masih ada yang berniat korupsi, maka silahkan jalankan tugas bapak ibu untuk mengigit mereka dengan keras. Uang negara harus diselamatkan dan kepercayaan rakyat harus dijaga," ujarnya.

Dalam ANPK nantinya akan menampilkan sejumlah rangkaian gelar wicara (talkshow), yang disampaikan oleh Kepala Kementerian/Lembaga, Direksi BUMN, Gubernur, Bupati, Wali Kota, dan Kepala Desa.

"Tujuan dari pelaksaan gelar wicara adalah membangun ulang pemahaman, dan signifikansi pembacaan yang tepat, dari para peserta ANPK mengenai aspek-aspek pencegahan korupsi dalam Stranas PK, serta bagaimana cara melaksanakannya," terangnya.

Dalam kesempatan itu, ada enam tema gelar wicara yang akan digelar, yakni Pemanfaatan Nomor Induk Kependudukan (NIK) untuk Program Subsidi Pemerintah, Penerapan E-Katalog dan Market Place dalam Pengadaan Barang dan Jasa, Keuangan Desa, Penerapan Manajemen Anti-Suap, Pemanfaatan Peta Digital dalam Pelayanan Perizinan Berusaha, dan Reformasi Birokrasi. Terakhir, akan ada penyerahan penghargaan kepada beberapa Kementerian, Lembaga, dan Pemerintah Daerah.

"Mereka dinilai telah melakukan praktik baik (good practice) dalam aksi-aksi pencegahan korupsi dilingkup kerjanya. Praktik ini diharapkan dapat ditiru atau direplikasi oleh instansi dan pemerintah daerah lainnya," tutup Firli.

Sementara Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) meminta agar seluruh lapisan masyarakat dan komponen bangsa harus menjadi bagian penting dalam menggerakkan budaya anti korupsi di tanah air.

"Saya mengajak seluruh komponen bangsa untuk menjadi bagian penting dari gerakan budaya anti korupsi. Tokoh agama, tokoh budaya, tokoh masyarakat, para pendidik, institusi pendidikan, keagamaan, dan kesenian adalah bagian yang sangat penting dari upaya ini," ujar Jokowi.

Ia juga meminta agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan upaya pemberantasan korupsi secara besar-besaran.

"Pencegahan korupsi harus kita lakukan secara besar-besaran untuk mencegah terjadinya korupsi," lanjutnya.

Dengan keteladanan secara bersamaan melalukan upaya tersebut, Jokowi yakin masyarakat juga akan menyambut baik gerakan budaya anti korupsi.

"Mari kita samakan visi dan selaraskan langkah untuk membangun pemerintahan yang efektif, efisien dan inovatif sekaligus bebas dari korupsi," ajaknya.**

Terkini