Pekanbaru, iniriau.com - Humas PT Arara Abadi Herwansyah mengklarifikasi kejadian bentrok antara sekuriti PT MCP dengan kelompok orang tak dikenal (OTK), Rabu, 7 Oktober lalu di di KM 38 Dalam, Desa Tasik Serai, Kecamatan Talang Mandau, Kabupaten Bengkalis.
Dijelaskan Herwansyah, pihak yang jadi korban dalam peristiwa tersebut adalah sekuriti PT MPC, sub kontraktor PT Arara Abadi yakni Sahala Hasiholan Sianturi. Sahala tewas ditusuk Viktor Naingolan, saat ia hendak berusaha menangkap Viktor, salah seorang dari kelompok OTK yang melakukan pengancaman.
"Ketika Sahala Hasiholan Sianturi (security MCP) ingin menangkap Victor Nainggolan. Seketika itu juga Victor Nainggolan menusukkan pisau kearah perut Sahala yang mengakibatkan dia terjatuh ke tanah bersimbah darah. Sedangkan Victor langsung kabur bersama dengan kelompoknya," Tambah Herwansyah, Jumat (23/10)
Sahala Hasiholan langsung dilarikan ke Puskesmas Serai Wangi, Kecamatan Talang Mandau. Sesampai di Puskesmas keadaan korban Sahala sudah kritis karena banyak mengeluarkan darah. Dan Sahala pun akhirnya menghembuskan nafas tetakhir.
"Proses hukum terhadap kasus ini sedang berjalan dan ditangani oleh Polsek Pinggir. Pelaku pengancaman pun sudah ditahan," papar Herwansyah.
Kronologi
Bentrok antara sekuriti PT MCP dengan sekelompok orang tak dikenal berawal dari masalah klain lahan oleh sekelompok orang tak dikenal. Yakni OTK tersebut merusak pohon eukalyptus yang baru ditanam olek kontraktor PT AA, dan kemudian diganti dengan tanaman ubi. Mengetahui peristiws itu pihak sekuriti PT AA membersihkan lahan yang ditanami ubi tersebut dan menggantinya dengan bibit pohon eukalyptus.
Namun sekira pukul 15.00 WIB datang Nainggolan dan Manurung. Mereka mengakui sebagai pemiliki lahan tersebut, dan terjadilah perdebatan dengan tim security PT MCP, sekitar pukul 15.30 WIB. Perbedebatan selesai, lalu Nainggolan dan Manurung serta security PT MCP meninggalkan lokasi.
Dilanjutkan Herwansyah, sekitar pukul 18.30 WIB, tim sekuriti Saul Sinaga dan Pisli melaksanakan pergsntian jaga malam. Mereka pun mengecek kembali tanaman yang baru ditanam, dan ditemukan tanaman yang baru ditanam sudah dicabut dan tidak ada lagi diareal tersebut.
"Saat Saul Sinaga dan Pisli melakukan pengecekan itu, mereka dihampiri sekelompak orang tidak dikenal, jumlahnys sekitar delapan orang. Salah seorang dari mereka melakukan ancaman kekerasan kepada anggota sekuriti, yakni dengan menempelkan senjata tajam berupa parang panjang ke arah perut Pisli," kata Herwansyah di Pekanbaru.
Melihat kejadian itu, Saul Sinaga menghubungi Komandan Pleton (Danton) Roy Martin Siregar. Sekira pukul 20.00 WIB team security PT MCP berangkat dari Distrik Duri 2 KM 38 Desa Tasik Serai Kecamatan Talang Mandau Kabupaten Bengkalis menuju ke areal Konsesi HTI PT Arara Abadi yang diklaim oleh kelompok Nainggolan.
Sesampai di lokasi tim sekuriti menuju ke sebuah pondok yang di areal Konsesi HTI PT Arara Abadi, dan menemui sekelompok OTK yang memegang parang.
"Site Manager Security PT MCP Simsoni menanyakan kepada orang tersebut siapa yang mengancam sekuriti tadi dengan parang? Lsu ada suara teriakan dari kelompok orang tersebut, dan kemudian terjadilah bentrok antara security PT MCP dengan kelompok orang yang berjumlah delapan orang tersebut," Tambah Herwansyah.
Ditambahkan Herwansyah, salah seorang dari OTK bernama Victor Nainggolan menyerang Simsoni menggunakan pisau. Namun, tidak mengenainya, karena pisau yang ditujukan ke Simsoni terlebih dahulu direbut Vincen. Akibatnya tangan Vincen mengalami luka.
" Nah, ketika Sahala berupaya menangkap Viktor itulah terjadi penusukan kepada dirinya, yang menyebabkan Sahala tewas," jelas Herwansyah.
"Sekali lagi saya hanya ingin meluruskan, yang jadi korban penganiayaan dalam peristiwa itu sekuriti kami," tukuk Herwansyah.'**