Iniriau.com, JAKARTA - Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengungkap, target pemberian vaksin Covid-19 kepada 67 persen dari 160 juta penduduk Indonesia rentang usia 18-59 tahun. Penerima vaksin bukan orang memiliki penyakit penyerta (Komorbid), ibu hamil dan sudah terinfeksi Covid-19.
"Ditargetkan 67 persen dari dari 160 juta penduduk berusia 18-59 tahun, setelah mempertimbangkan ketersediaan vaksin dan peruntukannya sampai saat ini," ujar Terawan dalam rapat dengan Komisi IX DPR RI, Selasa (17/11).
Terawan mengatakan, sasaran vaksin sudah mengakomodasi rekomendasi WHO. Pelaksanaan vaksin akan dilakukan dengan dua skema, yaitu skema program pemerintah dan skema mandiri.
Skema vaksin program diberikan kepada tenaga kesehatan, pelayan publik, TNI/Polri dan aparat hukum, serta peserta BPJS penerima bantuan iuran (PBI). Sasarannya sebanyak 32.158.276 orang dengan dosis vaksin dibutuhkan sebesar 73.664.035 dosis.
"Sesuai petunjuk WHO, indikatif rate global untuk vaksin maka wastage rate-nya sekitar 15 persen," jelas Terawan.
Vaksin Mandiri
Skema kedua adalah vaksin mandiri yang akan diberikan kepada masyarakat dan pelaku ekonomi. Sasarannya sebesar 75 juta orang yang membutuhkan 172 juta dosis.
"Kedua, melalui vaksin mandiri dengan sasaran sekitar 75 juta orang yang membutuhkan 172 juta dosis. Ini dua dosis per orang dengan menambahkan wastage rate 15 persen," kata Terawan.
Terawan mengatakan, distribusi vaksin Covid-19 memiliki sistem sarana distribusi yang sama dengan pelayanan imunisasi rutin. Vaksin akan diedarkan ke gudang vaksin dinkes provinsi, kemudian ke kabupaten/kota hingga ke puskesmas.
Untuk pelaksanaan vaksin mandiri, pemerintah menerapkan jumlah sasaran dan kuota dari kebutuhan 70 persen sasaran. Kuota memperkirakan hasil survei kemampuan berbayar dan riset data komorbid. Kemenkes memberikan penugasan kepada BUMN terkait penyediaan vaksin skema mandiri ini.
"Pemerintah melakukan mobilisasi sasaran melalui sosialisasi dan surat kepada perusahaan dan individu. Peserta mandiri lewat perusahaan atau individu dapat memberikan informasi jumlah peserta, dan informasi ini penting untuk memperkirakan jumlah dan mobilisasi," jelas Terawan.**
Sumber: Merdeka