Iniriau.com, PEKANBARU - Kembali meningkatnya kasus Covid-19 di Pekanbaru, membuat pelaksanaan sistim belajar tatap muka bagi sebagian SMP Negeri di Pekanbaru terpaksa dihentikan. Meski sempat dilaksanakan selama 2 hari, namun tetap akan menjadi bahan evaluasi bagi Dinas Pendidikan Pekanbaru.
Dari total 45 Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri yang ada di Pekanbaru, sebanyak 23 sekolah diantaranya diperbolehkan untuk melaksanakan sekolah tatap muka. Kebijakan tersebut diambil Walikota Firdaus, karena Pekanbaru berada dalam status orange selama 2 pekan lebih.
Namun hanya berlangsung selama dua hari, pelaksanaan sistim belajar tatap muka kembali dihentikan. Hal tersebut dipicu, dengan kembali masuknya Pekanbaru ke dalam zona merah akibat meningkatnya jumlah kasus Covid-19.
Walikota Pekanbaru melalui Dinas Pendidikan Pekanbaru, kembali memberikan kebijakan untuk menghentikan sistim sekolah tatap muka dalam jangka waktu yang tidak ditentukan.
Ketua DPRD Pekanbaru, Hamdani menyebutkan, para orang tua sebetulnya berharap anak-anak mereka bisa kembali belajar di sekolah, karena sistim pembelajaran jarak jauh atau PJJ banyak menimbulkan kendala. Meski Walikota Pekanbaru sempat mengeluarkan kebijakan untuk memperbolehkan sekolah tatap muka digelar, namun keamanan dan keselamatan peserta didik harus menjadi prioritas.
“Kita tau, orang tua pasti berharap anak mereka bisa kembali belajar sekolah. Soalnya kalau belajar dengan sistim online atau daring, kan banyak kendala juga. Tapi kalau jumlah kasus positif kembali meningkat, ya sebaiknya dihentikan karena keselamatan dan keamanan peserta didik lebih prioritas. Jangan sampai, nanti ada klaster baru di sekolah kan pemerintah juga yang repot,” ungkap Hamdani kepada Iniriau.com, Kamis (19/11).
Berdasarkan data dari Tim Gugus Tugas Covid-19 Riau pada tanggal 18 November kemarin, tercatat ada sebanyak 135 kasus positif di Pekanbaru. Sedangkan untuk hari Kamis ini, ada sekitar 337 kasus positif Covid-19. **