BANGKINANG, - Sebanyak 170 penjual jamu gendong mengikuti workshop yang diadakan Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Riau.
Workshop yang digelar, Selasa (15/8/17) sekitar pukul 11.00 WIB itu, digelar di Aula Bupati Kampar dan dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Mimi Yuliani Nasir, mewakili gubernur Riau.
Terlihat hadir dalam pembukaan workshop tersebut, Kadis kesehatan provinsi Riau Hj Mimi Yuliani Nasir Apt, MM, Asisten II Setda Kampar, Nurbit, Kepala Dinkes Kampar, Muhammad Haris beserta stap nya.
Sebagai narasumber, Kasubid Direktorat Produksi Kefarmasian Kementerian Kesehatan, Dra Nur Ratih Purnama Apt, M.Si,
Sementara sebanyak 170 pedagang jamu gendong yang hadir berasal dari beberapa kecamatan di Kabupaten Kampar. Mereka didampingi oleh bidan Desa dan beberapa kepala Puskesmas.
Pidato Gubernur Riau yang dibacakan Mimi Yuliani Nasir mengatakan, sangatlah mendukung usaha jamu gendong (UJG) dan berharap lebih maju.
Hal senada disampai Bupati Kamar Aziz Zainal yang diwakili Asisten II Setda, Nurbit. Pada kesempatan itu, Nurbit menyerahkan secara simbolis penyerahan jamu gendong dan tanaman sambiloto (bahan jamu) untuk dikembangan.
Dalam paparannya, narasumber Dari Kementrian kesehatan Dra Nur Ratih purnama Apt, M.Si, memberikan cara pengolahan dan pemasaran jamu gendong kepada peserta workshop.
Mulai dari cara pengolahan bahan dan penyimpanan. Untuk menghidupkan suasana, sesekali Nur Ratih berikan pertanyaan kepada peserta workshop.
Menurut Nur Ratih, usaha jamu gendong bisa lebih meningkat, apabila bisa menjaga keamanan kesehatannya.
Seperti Lasmini pedagang jamu kendong binaan Kemenkes. Dulu Lasmini menjual jamu dijajakan pakai bakul jamu, sekarang telah mencapai 800 botol pesanan konsumen setiap hari. Karena proses pengolahannya sudah modern.
"Jaga keamanan kesehatan jamu. Jangan pakai wadah (botol) plastik," kata Nur Ratih.
Dijelaskan Nur Ratih, jamu lebih baik diminum karena herbal. Dan sangat bermanfaat untuk kesehatan tubuh dan kebugaran.
"Kami akan memberikan wadah (botol) beling agar jamunya tetap higienis saat disimpan," ujar Nur Ratih.
Sementara disisi lain, usaha jamu gendong bisa menyokong ekonomi rumah tangga.
"Saat menjajakan jamu harus rapih agar pelanggan lebih nyaman," imbaunya.
Pada kesempatan itu, sebanyak 960 buah botol beling tempat penyimpanan jamu rebus/tumbuk di bagikan kepada peserta.
"Semoga kedepannya usaha jamu gendong ini lebih maju lagi, seperti Sidomuncul," canda Nur Ratih Purnama. (zulheri)