Iniriau.com, PEKANBARU - Himpunan Keselamatan Transportasi Indonesia (HIkatama) gelar lomba mancing dan bagi-bagi hadiah. Acara digelar di Kolam Pancing Ajie 88 Jalan Kartama Gang Bambu, Minggu (20/3/22). Hadir Ketua Umum Hikatama Irwan Nasir bersama Sekjen Hikatama Harmaini Wibowo. Acara ini juga dimaksudkan untuk memperkokoh silaturahmi para pemerhati keselamatan transfortasi sekaligus menyambut bulan suci Ramadhan.
Perwakilan dari Jasa Raharja, Organda, Askrindo, Atrindo, sopir logistik serta warga tempatan juga turut memeriahkan lomba mancing di akhir pekan ini.
"Hari ini Hikatama bersama seluruh stake holder, bersama Polda Riau, Jasa Raharja, Organda, Asprindo, Atrindo, kita bersilaturhami yang kita kemas dalam lomba mancing," kata Ketua Umum Hikatama Irwan Nasir, Ahad (20/3/22).
Hadiah utama dari lomba mancing ini adalah satu unit kulkas. Kemudian ada juga dispenser, termasuk uang tunai. Untuk mendapatkan hadiah utama, pemancing harus mendapatkan ikan yang sudah diberi pita putih. Pantia juga langsung memberikan uang sebesar Rp: 200 ribu untuk pamancing yang lebih awal mendapatkan ikan. Kemudian ada hadiah diberikan kepada pemancing paling banyak mendapatkan ikan. Selain itu, ada juga doorfrize dalam bentuk undian nomor dari para pemancing.
Disela acara lomba, Irwan dan pemangku kepentingan juga menyempatkan berbincang mencarikan solusi mengenai keselamatan transfortasi, khususnya di Riau. Dari pertemuan santai masing-masing mengemukakan ide dan saran agar keselamatan transfortasi bisa terwujud. Diantaranya bicara keselamatan di jalan raya maupun jalan tol yang sudah banyak memakan korban. Salah satu upaya diperlukan, kesungguhan dari pihak terkait baik dari sisi aturan hingga penindakan yang terukur.
Hikatama sendiri menurut Irwan banyak juga banyak menyoroti soal kendaraan Over Dimensi dan Over Loading (Odol). Masalah ini menurut mantan Bupati Kepulauan Meranti ini, tak hanya menjadi isu nasional. Tapi juga menjadi persoalan di Riau. Diantaranya, dampak kerusakan jalan akibat kelebihan beban dari tonase dibanding kekuatan badan jalan. Meski menyatakan sepakat mendukung Pemerintah bersikap tegas terhadap Odol. Tapi, berkaitan dengan low cost dari sisi operasional oleh perusahaan swasta juga pantas dipertimbangkan. Artinya menurut Irwan, Pemerintah juga tak bisa memakai kaca mata kuda dalam melihat Odol.
" Odol inikan ada tarik-menarik kepentingan. Kalau dari kaca mata Pemerintah, harus ditertibkan. Karena ini berkaitan dengan kerusakan jalan, keselamatan transfortasi. Tapi dari sisi swasta juga mereka punya kepentingan. Bagaimana ini bisa ditegakan, tapi juga tetap bisa tetap melihat sisi swasta ," papar Irwan.**