Kisruh LAM Riau, Perwakilan Pendemo Penyelamat Marwah Adat Temui Sekdaprov Riau

Kamis, 31 Maret 2022 | 14:24:17 WIB
Foto: internet

Iniriau.com, PEKANBARU - Massa yang mengatasnamakan penyelamat marwah adat melakukan aksi unjuk rasa. Disela unjuk rasa, lima perwakilan penyelamat marwah adat, temui Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Riau SF Hariyanto di ruang kerjanya, Kantor Gubernur Riau, Kamis (31/3/22).

Pada pertemuan itu, pendemo yang dipimpin Datuk Panglima Perkasa, M Taufik Tambusai langsung menyampaikan aspirasi terkait  kisruh yang yang ada di LAM Riau saat ini.

" Sangat mengusik kami, hingga harus turun ke jalan untuk menyuarakan atas banyaknya pelanggaran dilakukan Datuk Syahril sebagai Ketua DPH LAM Riau. Dan ini tentu tak sejalan lagi. Atas persoalan ini, kami sudah menemui dan menyampaikan aspirasi ke pak Sekda SF Haryanto. Beliau tadi berjanji akan menyampaikan langsung ke pak Gubernur, pak Syamsuar selaku Datuk Setia Amanah,"  kata Datuk Taufik, usai pertemuan.

Dipaparkan Datuk Taufik, banyak hal dibicarakan pada pertemuan dengan Sekdaprov Riau. Diantaranya terkait banyaknya pelanggaran yang dilakukan Datuk Syahril sebagai Ketua Dewan Pimpinan Harian (DPH) LAM Riau. Bahkan pelanggaran itu disebut dengan pelanggaran berat. Diantaranya, terkait pembentukan Badan  Pengembangan Usaha (BPU) dan  pembentukan Badan Usaha Milik Adat (BUMA). Pembentukan yang inisiasi Datuk Syahril tersebut, Lebih banyak bersifat kepentingan pribadi. Datuk Taufik mencontohkan, dalam pembentukan BUMA, dimana dalam pembentukan itu tak ada satu pun poin menyebut BUMA itu bagian LAM. Artinya saham-saham itu untuk kepentingan pribadi.

" Artinya ketika mereka tak lagi menjabat sebagai ketua di LAM, mereka tetap bisa menguasi," ungkap Datuk Taifik lagi. Selain itu, banyak lagi keputusan-keputusan yang dibuat DPH LAM Riau berjalan sendiri tanpa melibatkan Majlis Kerapatan Adat (MKA).

" Harusnya setiap keputusan di LAM Riau itu harus melibatkan kerapatan adat. Contoh, pembentukan Badan Pengembangan Usaha (BPU), dalam rekomendasi MKA, ditunda. Tapi tak digubris. Sehingga, kepemimpinan Raja Marjohan Yusuf, sebagai pemimpin MKA LAM Riau merasa dikangkangi dan dilecehkan. Ini penggaran berat. Bak pepatah melayu, raja alim raja disanggah, raja alim raja disanggah. Karena itu, kami turun ke jalan hari ini," ungkap Datuk Taufik.**

Terkini