iniriau.com, PEKANBARU - Investigasi kasus pemalsuan tandatangan Sekdaprov Riau, SF Hariyanto untuk kepentingan Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) pegawai hingga saat ini masih jalan ditempat.
Pada hal investigasinya sudah mulai dilakukan pada pertengahan Januari lalu, tidak lama setelah kasus pemalsuan tandatangan tersebut terbongkar.
Kepala Inspektorat Riau Sigit Juli Hendrawan saat dikonfirmasi, Jumat (3/6/22) memastikan, proses investigasi tetap dilakukan. Bahkan menurutnya, investigasi itu akan diperkuat dengan akan dibentuknya tim khusus guna mendalami siapa aktor dari pemalsuan tandatangan administrator tertingggi di kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemprov Riau tersebut.
"Memang ini sudah lama, kita sempat menunda karena mendahulukan tugas-tugas mandatori yang harus dituntaskan. Nanti dalam waktu tidak lama lagi kita bentuk tim," kata Sigit.
Alasan pembentukan tim, sebagai tindak lanjut investigasi yang sudah dilakukan sebelumnya. Menurut Sigit lagi, indikasi pemalsuan tanda tangan tersebut sudah mulai mengarah ke aktor utama.
"Kita tidak diam. Justru dengan tim Inilah nanti yang akan memperdalam, kita akan buktikan," ungkap Sigit.
Saat ditanya apakah sudah ada pihak-pihak yang mengakui perbuatan itu, mantan pejabat BPKP Gorontalo ini, enggan menjelaskan lebih jauh. Meski begitu, Sigit hanya berucap bahwa akan dibentuknya tim khusus itu, sebagai tanda indikasi itu ada.
"Yang jelas indikasi itu ada," ujar Sigit lagi.
Seperti diketahui, pada pertengahan Januari lalu, Inspektorat Riau telah menurunkan tim untuk menelusuri kebenaran dugaan pemalsuan tanda tangan Sekdaprov Riau untuk kepentingan SPPD pegawai.
Ada dugaan sejumlah OPD yang dilaporkan melakukan memalsukan tanda tangan Sekdaprov Riau diantaranya Biro Umum Setdaprov Riau, Biro Tata Pemerintahan, dan Otonomi Daerah Setdaprov Riau.
Saat itu, Sigit juga mengakui, dugaan pemalsuan tanda tangan juga terdapat di OPD lainnya. Namun menurut Sigit, sklanya tidak terbilang besar.
"Di biro lain juga ada dilaporkan, tapi sedikit-sedikit. Makanya perlu kita telusuri benar tidak," sebut Sigit saat itu.**