Iniriau.com, PEKANBARU - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Pekanbaru mencapai 755 kasus. Dua diantaranya diketahui meninggal dunia.
"Keduanya merupakan anak di bawah usia 16 tahun," ucap Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Zaini Rizaldy Saragih, Senin (21/11).
Zaini mengatakan, angka ini tergolong tinggi, apalagi terdapat kasus meninggal dunia akibat terpapar DBD.
Menurutnya, peningkatan kasus terjadi akibat perubahan musim. Apalagi saat ini dalam musim penghujan.
"Kembang biak nyamuk demam berdarah sangat cepat pada iklim seperti ini," jelasnya.
Zaini mengimbau agar pasien harus cepat mendapat penanganan medis untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
"Kita mengimbau agar para pasien jangan terlambat mendapat penanganan medis. Mereka yang terlambat mendapat penanganan medis bisa berakibat fatal bahkan menyebabkan meninggal dunia," katanya.
Dirinya menjelaskan bahwa ada cara untuk pencegahan awal dalam DBD yakni dengan banyak minum air putih. Pasien bisa minum obat penurun panas dan kompres kepala dengan air dingin.
"Bila memang kondisi tidak ada perubahan, bisa segera menghubungi dokter, guna mendapat penanganan medis," ujarnya.
Dikatakan Zaini, masyarakat bisa mengendalikan perkembangan nyamuk dengan menerapkan 3M plus. Caranya dengan menutup tempat penampungan air, mengubur barang bekas, menguras bak air hingga menaburkan bubuk abate di penampungan air. Mereka bisa melakukan langkah pencegahan ini di lingkungannya.
"Upaya mencegah penyebaran DBD bukan tugas dari Dinas Kesehatan saja. Masyarakat juga bisa menjaga lingkungan sendiri dengan memastikan kondisi rumah yang bersih," ucapnya.
Pihaknya sudah melakukan tugas dengan upaya sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat. Mereka juga siap menindaklanjuti dengan memberikan layanan kesehatan kepada pasien DBD.**