Hidayat: Pemimpin Baik Lahir Jika Pemilih Berkualitas

Selasa, 00 0000 | 00:00:00 WIB
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid

MEDAN, RIDARNEWS - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengatakan, pemimpin yang baik akan dihasilkan dari masyarakat yang cerdas dalam menggunakan hak pilihnya.

Hal itu disampaikan Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid saat berada di tengah-tengah pengurus daerah Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Provinsi Sumatera Utara, Ahad (11/3).

Dikutip dari laman republikacoid kemarin, kehadiran Hidayat tersebut dalam rangka menyampaikan materi Empat Pilar MPR RI.

Dia menegaskan, UUD Tahun 1945 telah mengalami perubahan empat kali tahap. Dari perubahan tersebut diungkapkan dalam UUD NRI Tahun 1945 sekarang ada 21 Bab, 77 Pasal, dan 170 Ayat. Sebelum diamandemen hanya terdiri dari 16 Bab, 37 Pasal, dan 49 Ayat.

"Dari perubahan tersebut maka terjadi perubahan yang sangat besar. Sekarang Presiden dipilih langsung oleh rakyat," ujarnya.

Dengan adanya pemilihan Presiden langsung, menurut Hidayat, UUD memberi kekuasaan tertinggi pada rakyat. "UUD memberi kekuasaan yang luar biasa pada rakyat," ujarnya.

Pun begitu, masyarakat harus cerdas dalam menggunakan haknya ini. "Bila masyarakat berkualitas maka akan menghasilkan pemimpin yang baik," tukasnya.

Pada kesempatan itu Hidayat Nur Wahid menceritakan sejarah Indonesia sejak tahun 1946. Saat itu Indonesia ditekan oleh Belanda dengan berbagai cara yang membentuk negara ini tidak lagi NKRI namun menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS). Hal demikian akhirnya disadari oleh politisi partai Islam, Masyumi, Muhammad Natsir di tahun 1950.

Pada 3 April 1950, Natsir menyatakan Mosi Integral. Dalam mosi itu Natsir menyatakan RIS tidak sesuai dengan cita-cita 17 Agustus 1945. Keinginan untuk kembali ke NKRI oleh Natsir lewat Mosi Integral itu didukung oleh Soekarno, Hatta, dan semua politisi.
"Dari mosi integral tersebut akhirnya Indonesia kembali ke NKRI. Dari sinilah tokoh Masyumi, partai Islam, berhasil menyelamatkan Indonesia," kata dia.

Dari paparan di atas, HNW menyebut tak mungkin saat ini ulama anti-NKRI karena pendahulunya adalah penyelamat NKRI. "Ulama menyelamatkan NKRI," kata dia.(*)

Terkini