iniriau.com, PEKANBARU - Provinsi Riau menerima alokasi bantuan empat helikopter guna mendukung penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla). Tiga helikopter akan digunakan untuk operasi water bombing (WB), sementara satu unit lainnya diperuntukkan untuk kegiatan patroli udara.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBD dan Damkar) Provinsi Riau, Edy Afrizal, mengungkapkan bahwa bantuan tersebut disetujui oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) setelah pertemuan Zoom yang diadakan pada Kamis, 17 April 2025. BPBD Riau sebelumnya telah mengirimkan surat permohonan kepada BNPB terkait kebutuhan bantuan helikopter dan peralatan lainnya dalam mengatasi Karhutla.
Edy menambahkan bahwa keempat helikopter tersebut akan datang secara bertahap sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Jika diperlukan, jumlah helikopter yang disediakan bisa ditambah, tergantung efektivitas penanganan kebakaran melalui udara.
Selain empat helikopter, BNPB juga akan mendatangkan pesawat jenis Cassa untuk kegiatan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC). Pesawat ini diperkirakan baru akan memulai operasionalnya di Riau pada awal Mei 2025, dengan kegiatan yang akan disesuaikan dengan situasi cuaca dan potensi awan.
Lebih lanjut, Edy menyampaikan apresiasi kepada Riau yang telah lebih awal menetapkan status siaga Karhutla sejak awal April hingga November 2025. Riau menjadi provinsi pertama di Indonesia yang menetapkan status siaga, meskipun luas Karhutla di Riau tidak sebesar di beberapa provinsi lain. Seperti Nusa Tenggara Timur dan Kalimantan.
Keputusan tersebut diambil sebagai bentuk kesiapsiagaan, dan menurut Edy, langkah ini telah membuahkan hasil positif. Dengan status siaga yang telah ditetapkan, upaya penanganan kebakaran dapat dilakukan dengan lebih cepat dan terorganisir.**