iniriau.com, Pekanbaru - Permasalahan sampah di kota Pekanbaru seperti tidak pernah habisnya. Terlebih sejak Pemerintah Kota Pekanbaru melibatkan pihak ketiga untuk pengelolaan sampah.
Tetapi pihak ketiga yang ditunjuk Pemko Pekanbaru untuk mengelola sampah, bukan menjadi solusi agar kota Pekanbaru bersih dan bebas sampah. Masalah demi masalah justru bermunculan sejak sampah dikelola swasta.
Sedemikian ribetnya mengatasi masalah sampah di Pekanbaru, pengamat lingkungan hidup Riau Johnny Mundung, angkat suara.
Menurut Johnny Mundung sebenarnya pengelolaan sampah tidak perlu sampai seribet seperti saat ini. Contoh sudah banyak ditunjukkan oleh walikota-walikota Pekanbaru terdahulu.
Seperti Walikota Pekanbaru era 80-an Farouk Alwi yang memberikan predikat "Selempang Hitam" bagi camat dan lurah yang gagal mengelola sampah, dan menjaga lingkungan kerja tetap bersih.
"Contoh dari pemimpin terdahulu sudah ada, tinggal ikuti saja. Menggunakan istilah "Selempang Hitam" bagi camat dan lurah yang gagal mengatasi sampah, juga ide bagus. Walikota tinggal copot camat dan lurah dari jabatannya, atau dimutasi," kata Johny mengawali wawancara dengan iniriau.com, Rabu (10/6) di Pekanbaru.
Lebih lanjut Johnny yang pernah menjabat Ketua WALHI Riau dua periode itu juga mengajak masyarakat untuk melihat kembali program Darling di zaman Herman Abdullah yang sukses membawa Pekanbaru meraih tujuh kali Piala Adipura berturut-turut.
"Aktifkan kembali program kesadaran Lingkungan (Darling) eranya pak Herman Abdullah. Masih ingat nggak ada di hari tertentu, Pak Herman ajak bawahannya bersih-bersih? Kan tinggal ikuti aja yang sudah ada," kata pria berkacamata itu menambahkan penjelasannya.
Johny berharap, Pemko Pekanbaru juga kembali aktif memberdayakan warga kota Pekanbaru menjaga kebersihan sebagai solusi mengatasi masalah sampah di kota bertuah.
"Pemko Pekanbaru harus kembali aktif memberdayakan warganya untuk cinta kebersihan. Ketika warga aktif menjaga kebersihan, masalah sampah ini pasti teratasi. Selain itu, perluas juga kawasan hijau di kota Pekanbaru agar kota kembali asri dan enak dipandang mata," tutupnya mengakhiri penjelasan, Rabu siang.
Pertanyaan yang tersisa, mampukah pasangan Walikota dan Wakil Walikota Pekanbaru Agung Nugroho - Markarius Anwar menuntaskan masalah pelik ini? Mampukah keduanya kembali menjadikan Pekanbaru kota yang bersih dan layak mendapatkan penghargaan Adipura?
Sebagai informasi, Pekanbaru meraih penghargaan Adipura terakhir kalinya adalah di tahun 2014, setelah Herman Abdullah tak lagi menjabat wali kota Pekanbaru.**