iniriau.com, PEKANBARU – Provinsi Riau kini bersiaga penuh menghadapi potensi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Seluruh 12 kabupaten/kota di wilayah ini telah resmi menetapkan status Siaga Darurat Karhutla, termasuk dua daerah yang sebelumnya belum menetapkan status tersebut, yakni Pekanbaru dan Rokan Hilir.
“Dengan lengkapnya penetapan status di seluruh wilayah, kita bisa mengintegrasikan langkah secara lebih menyeluruh dan sistematis,” ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Damkar Riau, M. Edy Afrizal, Selasa (17/6/2025).
Edy menegaskan bahwa status siaga ini bukan hanya sebagai bentuk kesiapan administratif, melainkan juga sebagai sinyal bahwa seluruh lini—baik instansi, aparat, hingga sektor swasta—perlu bertindak cepat dan terkoordinasi.
“Penanganan akan lebih efisien karena status ini memberi keleluasaan dalam pengerahan logistik, peralatan, dan personel. Kita tak perlu menunggu dampak besar untuk mulai bertindak,” tegasnya.
Ia menjelaskan, penetapan status siaga memberikan dasar hukum yang mempercepat proses pengambilan keputusan, termasuk pendistribusian bantuan jika terjadi bencana asap.
BPBD Riau juga menyoroti pentingnya peran pengawasan dan penegakan hukum dalam mencegah praktik pembakaran lahan secara ilegal.
“Upaya pencegahan tak cukup dengan kesiapsiagaan. Kita juga harus perketat patroli dan beri efek jera bagi pelaku pembakaran,” kata Edy.
Langkah ini disebut sebagai tindak lanjut instruksi pemerintah pusat dan upaya nyata melindungi masyarakat dari risiko bencana ekologis.**