iniriau.com, Pekanbaru – iniriau.com: Petani sawit di Riau kembali mendapat kabar gembira. Harga pembelian tandan buah segar (TBS) kelapa sawit untuk mitra swadaya naik signifikan pada periode 25 Juni hingga 1 Juli 2025.
Kenaikan tertinggi terjadi pada kelompok umur tanaman 9 tahun, yang naik sebesar Rp66,44 per kilogram atau 2,10 persen dari pekan sebelumnya. Dengan kenaikan ini, harga TBS untuk kelompok tersebut ditetapkan menjadi Rp3.226,94/Kg.
Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Dinas Perkebunan Riau, Dr. Defris Hatmaja, SP, M.Si, menyebut kenaikan ini sebagai hasil dari evaluasi indikator pasar dan penerapan rendemen baru.
“Kami gunakan pendekatan yang lebih akurat dari hasil kajian PPKS Medan. Ini demi kepastian dan keadilan harga bagi petani,” ujarnya Selasa (24/6/2025).
Defris menjelaskan, kenaikan ini didorong oleh melonjaknya harga penjualan Crude Palm Oil (CPO) sebesar Rp438,79/kg dibanding minggu lalu. Meski harga kernel justru mengalami penurunan sebesar Rp423,72/kg, secara keseluruhan harga TBS tetap mengalami peningkatan.
Harga cangkang tetap pada angka Rp25,06/Kg, berlaku untuk satu bulan ke depan. Sementara indeks K masih di level 92,09 persen.
Dijelaskan pula bahwa tidak semua pabrik kelapa sawit (PKS) melakukan penjualan selama periode ini. Karena itu, merujuk pada Peraturan Menteri Pertanian Nomor 01 Tahun 2018 Pasal 8, harga ditetapkan berdasarkan rata-rata tim penetapan harga. Jika terjadi validasi 2, maka digunakan harga rata-rata dari KPBN.
“Rata-rata harga CPO KPBN minggu ini tercatat Rp13.629,40/Kg, dan harga kernel Rp9.800,50/Kg,” bebernya.
Lebih lanjut, Defris menekankan bahwa Pemerintah Provinsi Riau terus berkomitmen menjaga stabilitas harga sawit dengan melibatkan berbagai pihak.
“Kami ingin proses ini tidak hanya berpihak pada petani, tetapi juga mencerminkan tata kelola yang akuntabel dan transparan. Dukungan dari Kejati Riau dan stakeholder lain sangat penting dalam mengawal integritasnya,” tegasnya.
Dengan tren kenaikan ini, petani sawit swadaya diharapkan lebih termotivasi dalam menjaga kualitas produksi dan memperkuat kemitraan berkelanjutan dengan perusahaan pengolahan sawit.**