Orasi di Depan Kantor Gubri, Massa GSRP Minta Kembalikan Fungsi TNTN Sebagai Kawasan Konservasi

Senin, 30 Juni 2025 | 13:19:12 WIB
Ribuan massa yang tergabung dalam GSRP-TNTN gelar kampanye akbar di depan Kantor Gubernur Riau, Senin (30/6) di Pekanbaru (foto: istimewa)

iniriau.com, Pekanbaru - Ribuan massa yang tergabung dalam Gerakan Solidaritas Riau Peduli Taman Nasional Tesso Nilo (GSRP-TNTN) menggelar kampanye akbar, Senin (30/6) di depan Kantor Gubernur Riau  Jl.Sudirman Pekanbaru.

Dalam orasinya Koordinasi Lapangan GSRP-TNTN Cep Permana Galih meminta pemerintah mengembalikan penuh fungsi kawasan konservasi TNTN yang kini sudah beralih fungsi jadi kebun sawit.

Koordinator Lapangan Kampanye Akbar GSRP-TNTN mengatakan dalam orasinya siap menghijaukan kembali kawasan konservasi TNTN di Kabupaten Pelalawan dan Kabupaten Rokan Hilir.

"Kami hadir bukan sebagai aktivis, tapi sebagai penjaga nurani bangsa. TNTN bukan ladang bisnis, tapi simbol ekologi nasional yang harus diselamatkan." ujar Cep Permana Galih di depan ribuan massa, Senin siang.

Sementara itu, Cornelius Laia mengatakan, 
"Jika  negara diam, kami yang bersuara. Kalau aparat ragu, kami yang bergerak. TNTN tidak boleh hilang hanya karena pembiaran." ucapnya tegas.

Sementara itu, Ketua Laskar Hulubalang Melayu Riau Datuk Muhammad Uzer mengatakan pihaknya siap menghijaukan kembali kawasan Konservasi TNTN.

"Kita siap menghijaukan kembali kawasan konservasi TNTN. Kita minta Pemprov Riau juga mendukung kami dalam menggesa relokasi warga di lokasi TNTN. Kita juga berharap Gubernur Riau Abdul Wahid bersedia menemui kami," ujar Uzer.

Sementara itu, Gubernur Riau yang diwakili  oleh Kepala Dinas Kehutanan Riau Syahrial Abdi mengatakan, menerima semua aspirasi massa GSRP-TNTN.

"Kita terima aspirasi massa, hanya saja Pak Gubernur sedang ada kegiatan. Kita sampaikan kepada Pak Gubernur semua aspirasi teman-teman disini," pungkas Kadis Kehutanan Riau tersebut.

Berikut 10 Butir Manifesto GSRP-TNTN yang disampaikan massa di lokasi kampanye akbar,

1. Dukungan penuh kepada Negara dan Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH) di bawah mandat Presiden Prabowo Subianto, agar TNTN dipulihkan sebagai kehormatan ekologis bangsa.

2. Penegasan bahwa hanya tersisa sekitar 6.720 ha hutan primer dari total kawasan. Kerusakan parah ini mengancam keberlangsungan hayati.

3. TNTN adalah habitat penting Harimau dan Gajah Sumatera. Fragmentasi kawasan membuat mereka menuju kepunahan.

4. Tuntutan agar seluruh aktivitas ilegal ditindak tegas sesuai UU No. 18/2013 dan UU No. 32/2009.

5. Relokasi penduduk liar bukan tindakan kejam, tapi solusi ekologi demi pemulihan fungsi kawasan.

6. Rehabilitasi kawasan dengan spesies asli seperti Meranti dan Jelutung, serta program restorasi berbasis masyarakat.

7. Penolakan keras terhadap narasi sawit = hutan. Sawit bukan sistem kehidupan!

8. Biodiversitas TNTN adalah DNA Nusantara: menjaga keanekaragaman hayati berarti menjaga masa depan.

9. Kampanye ini adalah panggilan moral, spiritual, dan konstitusional. Menyelamatkan TNTN adalah kehormatan bangsa.

10. Tahun 2025 harus menjadi titik balik restorasi hutan nasional. Kami ingin tindakan, bukan slogan!**

Tags

Terkini