iniriau.com, PEKANBARU – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto menegaskan bahwa kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang melanda sejumlah wilayah di Provinsi Riau diduga kuat akibat ulah manusia. Hal itu disampaikannya saat memimpin rapat koordinasi penanganan Karhutla di Balai Serindit, Gedung Daerah Riau, Senin (21/7/2025).
Sebelumnya, Suharyanto melakukan peninjauan udara menggunakan helikopter ke empat wilayah terdampak Karhutla, yaitu Kabupaten Rokan Hulu, Rokan Hilir, Bengkalis, dan Kota Dumai.
"Dari udara terlihat titik-titik api muncul di lokasi yang berjauhan dan tersebar, terutama di sekitar area perkebunan kelapa sawit. Ini memperkuat dugaan bahwa kebakaran dipicu oleh aktivitas manusia, bukan murni faktor alam," ujarnya.
Ia mengingatkan bahwa penanganan Karhutla membutuhkan sinergi semua pihak, baik di tingkat pusat maupun daerah. Pemerintah pun langsung mengambil langkah cepat dan strategis untuk mengendalikan kebakaran agar tidak meluas.
Salah satu upaya utama adalah peningkatan intensitas Operasi Modifikasi Cuaca (OMC). Operasi hujan buatan ini telah memasuki tahap keempat. Beberapa hari lalu, satu pesawat melakukan dua sorti dalam sehari, pagi dan siang, untuk menyemai awan.
"Alhamdulillah, operasi berhasil menghasilkan hujan, meski belum terlalu deras. Namun dampaknya cukup signifikan—jumlah titik api menurun drastis dari lebih 500 titik menjadi di bawah 100," jelas Suharyanto.
Guna memaksimalkan hasil, pemerintah mengerahkan satu pesawat tambahan untuk memperkuat armada udara yang kini bekerja paralel. Meski begitu, ia menekankan keberhasilan OMC sangat bergantung pada kondisi awan.
"Kalau asap terlalu tebal dan awan tidak terbentuk, hujan buatan jadi tidak efektif. Karena itu, peran Satgas darat sangat krusial. Pemadaman dari udara saja tidak cukup tanpa dukungan dari darat," tegasnya.
Suharyanto menambahkan, berdasarkan koordinasi dengan BMKG, meski curah hujan di Riau tergolong rendah, kondisi cuaca saat ini tidak seekstrem El Nino 2023. Namun, luas dan dampak kebakaran justru lebih signifikan, bahkan memengaruhi jarak pandang dari udara.
Pemerintah memastikan koordinasi lintas sektor akan terus diperkuat untuk menanggulangi Karhutla secara cepat dan mencegah dampak berkepanjangan terhadap masyarakat dan lingkungan.**