Demikian disampaikan Sekjen Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA), Dewi Kartika dalam acara diskusi publik bertajuk 'Catatan Akhir Tahun 2018 KPA Bercermin pada janji lama: Masa Depan Reforma Agraria Melampaui Politik 2019” di Kedai Kopi 89, Kemang, Jaksel, Kamis (3/1).
"10 provinsi penyumbang konflik agraria tertinggi tahun 2018 ialah Provinsi Riau, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Lampung, Sumatera Utara, Banten, Aceh, Kalimantan Tengah, dan DKI Jakarta," ujar Dewi.
Dijelaskan Dewi, sebanyak 42 kasus agraria terjadi di Riau. Sementara di Jawa Timur ada 35 dan 28 konflik terjadi di Sumatera Selatan dan Jawa Barat.
Jika dicermati, kata Dewi, dari 10 besar provinsi penyumbang konflik sepanjang tahun 2018, lima provinsi yang menempati posisi tertinggi penyumbang konflik agraria masih konsisten sejak tahun sebelumnya.
"Tahun 2017, penyumbang konflik agraria terbanyak yakni Riau, Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera Utara, dan Lampung selalu konsisten masuk 5 besar penyumbang konflik agraria," tandasnya. (irc/rml)