Dampak Covid-19, Hotel dan Tempat Hiburan di Meranti Tutup Sementara

Dampak Covid-19, Hotel dan Tempat Hiburan di Meranti Tutup Sementara
salah satu hotel yang ada di Selat Panjang


SELATPANJANG - Dampak dari pandemi virus Corona atau Covid-19, hotel dan sejumlah tempat hiburan di Kabupaten Kepulauan Meranti menyatakan tutup sementara (temporer) sampai batas waktu yang belum ditentukan.

 
Salah satu hotel yang menutup sementara adalah Hotel Red 9 Selatpanjang. Informasi tersebut disampaikan oleh Kepala BPPRD Kepulauan Meranti, Mardiansyah SStp MAp, melalui Sekretarisnya, Agib Subardi.

"Pihak Hotel Red 9 sudah menyurati kita untuk menutup sementara operasional mereka sampai waktu yang tidak ditentukan yang dimulai pada tanggal 20 April mendatang," kata Agib Subardi, Selasa (14/4/2020).

Dikatakan Agib, sejak terimbas virus Corona pemasukan PAD dari sektor pajak hotel juga mengalami penurunan dan terjun bebas.

 
"Pajak hotel kita terjun bebas, turunnya hampir 70 persen. Contohnya hotel Grand Meranti yang biasanya setoran Rp12 juta kini hanya tinggal Rp 1 juta saja, ini sangat berpengaruh terhadap APBD," ujar Agib.

Pimpinan Hotel Red 9, Julitar mengatakan pihaknya menutup sementara operasional hotel sampai dengan waktu yang belum bisa ditentukan sambil melihat situasi dan kondisi.
Untuk karyawan, selama penutupan operasional ini, jelas dia, karyawan dianggap cuti di luar tanggungan perusahaan.

"Akibat Corona ini kita terpaksa menutup hotel sampai waktu yang belum ditentukan karena kondisinya sangat sepi. Kalau karyawan kita istirahatkan dululah untuk sementara," kata Julitar.

Sementara itu, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kepulauan Meranti, Raden Ulun Permadi Salis atau akrab disapa Uyung mengatakan ada satu hotel dan dua tempat hiburan yang tutup akibat Covid-19 ini. Dia juga mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan pihak hotel. Dimana masing-masing mengeluhkan minimnya tamu sehingga tidak mampu menekan biaya operasional.

Ia mengungkapkan, penutupan operasional hotel itu diakibatkan tingkat hunian hotel (okupansi) menurun drastis akibat dampak virus Corona. Bahkan, mayoritas okupansi hotel saat ini hanya lima persen.

Menurut Uyung, di situasi seperti ini, hotel tidak bisa memaksa untuk buka karena tidak ada income. Menurut dia, ekonomi baru bergerak jika virus corona sudah berhasil ditangani.

"Ditengah wabah virus Corona ini berimbas kepada tamu yang datang ke hotel. Pengeluaran operasional lebih besar daripada pendapatan, sehingga owner terpaksa menutup hotel dan tempat hiburan," kata Uyung.

Dikatakan, selain Hotel Red 9, tempat hiburan seperti KTV AKA Hotel dan Paragon Grand Meranti sudah lebih dulu merumahkan karyawan mereka.

"Selain Hotel Red 9, karaoke di AKA Hotel dan Paragon Grand Meranti sudah duluan dan terpaksa merumahkan karyawan mereka akibat wabah ini. Dengan biaya operasional yang tinggi ditengah sepinya pengunjung ditambah cash flow yang lemah ini sudah bisa dipastikan akan merumahkan semuanya dan tidak ada jalan lain," ujarnya.

Uyung mengaku tak dapat memastikan sampai kapan hotel dan tempat hiburan itu tutup. Menurut dia alasan penutupan sementara untuk mengurangi dampak kerugian dan mengantisipasi penyebaran virus Corona baik terhadap karyawan maupun keluarga karyawan.

"Kita juga mengikuti semua arahan pemerintah dalam penanganan virus ini,” pungkasnya.**

 

sumber : goriau

Berita Lainnya

Index