Epidemiolog Sebut Pemangkasan Libur Panjang Beri Efek Positif Penanganan Covid-19

Epidemiolog Sebut Pemangkasan Libur Panjang Beri Efek Positif Penanganan Covid-19

Iniriau.com, JAKARTA - Pemerintah Indonesia memutuskan untuk memangkas hari libur panjang akhir tahun 2020, karena mempertimbangkan aspek kesehatan dalam hal ini penyebaran virus corona.

Menanggapi hal itu, Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman menyebut bahwa keputusan pemerintah itu diyakini akan memberikan efek positif terkait penanganan Covid-19.

"Pangkas jumlah libur panjang tentu ada efeknya," kata Dicky, Jakarta Rabu (25/11/2020).

Di sisi lain, Dicky mengungkapkan selain pemangkasan libur panjang, pemerintah juga harus lebih tegas melakukan pelarangan terhadap adanya kegiatan-kegiatan yang menyebabkan kerumunan massa.

"Tapi kita juga harus bersikap sama pada seluruh atau semua jenis kegiatan yang akibatkan mobilisasi massa yang besar artinya ada kepadatan dan interaksi manusia yang tinggi baik libur panjang, kerumunan maupun pertandingan olahraga, termasuk demo dan pilkada semua itu jadi konstante," ujar Dicky.

Apabila masih adanya kerumunan massa, kata Dicky, kebijakan pemangkasan libur panjang juga akan sia-sia. Sebab itu, pemerintah harus meminimalisir adanya kerumunan massa.

Tak hanya itu, Dicky juga menyinggung soal rencana reuni 212. Menurutnya, apabila hal itu diberikan izin maka akan berpotensi membuat penyebaran virus corona semakin masif.

"Kalau keramaian bisa dibatasi misalnya satu tapi empat yang lain tetap saja. Kalau libur dipangkas tapi masih ada demo dan pilkada, apalagi reuninya jadi ini tentunya dalam hitungan efektivitas jadi terminimalisir. Jadi saya sangat harap segala jenis keramaian ini yang libatkan mobilisasi massa ditiadakan dulu apapun bentuknya," ucap Dicky.**

Sumber: Okezone

Berita Lainnya

Index