Rupiah Hari ini Ditutup Melemah di Level Rp 14.428 Per Dollar AS

Rupiah Hari ini Ditutup Melemah di Level Rp 14.428 Per Dollar AS

Iniriau.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS melemah di pasar spot pada Rabu (17/3/2021).

Melansir Bloomberg, rupiah ditutup melemah 18 poin (0,12 persen) di level Rp 14.428 per dollar AS, dibanding penutupan sebelumnya Rp 14.410 per dollar AS.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelamahan rupiah terjadi karena kekhawatiran pemerintah terhadap ancaman ekonomi di masa yang akan datang.

Ancaman ini bukan hanya buruk bagi Indonesia, tapi juga dunia, dikarenakan kebijakan stimulus yang jor-joran sehingga mengakibatkan harga-harga komoditas melonjak lebih tinggi.

Baca juga: IHSG Ditutup Turun 0,51 Persen, Asing Lepas BBRI dan BBCA
Menurut Ibrahim, kekhawatiran ini diketahui berdasarkan Laporan World Economic Forum (WEF) bertajuk The Global Risk Report 2021.

Laporan ini berisikan mengenai banyak negara dihadapkan pada konsekuensi atas kebijakan yang diambil ketika menghadapi pandemi Covid-19.

“Berbagai risiko diidentifikasi dengan adanya kebijakan countercyclical seluruh negara di dunia. Ke depan kita melihat berbagai risiko asset bubbles, price instability, commodity shocks and debt crises dan risiko geopolitik,” kata Ibrahim dalam rilis rupiah sore ini.

Ibrahim juga mengatakan, dalam jangka waktu 10 tahun ke depan, risiko yang perlu dikhawatirkan adalah cuaca ekstrim, kegagalan tindakan iklim dan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh manusia.

“Oleh karena itu untuk menghindari hal tersebut maka pemerintah sepertinya tidak punya pilihan lain, selain pulih lebih cepat,” tambah dia.

Dengan pemulihan yang lebih cepat, confident masyarakat akan terbangun, dan bisa mendorong pemulihan aktivitas ekonomi, mulai dari konsumsi, investasi, belanja rumah tangga, dan lain-lain.

Sehingga ancaman besar tersebut tidak melanda ekonomi tanah air, khususnya untuk jangka pendek dan menengah.

“Bank Indonesia juga bisa memanfaatkan situasi seperti ini dengan strategi bauran ekonomi guna menstabilkan rupiah. Kebijakan tersebut bukan sekedar fokus menurunkan suku bunga acuan saja, tapi tetap melakukan intervensi di pasar obligasi dan valas di perdagangan DNDF,” tegas dia.**

Sumber: Kompas

Berita Lainnya

Index