Menko PMK Minta Daerah Zona Hijau-Kuning Gelar Sekolah Tata Muka

Menko PMK Minta Daerah Zona Hijau-Kuning Gelar Sekolah Tata Muka
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy

Iniriau.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meminta agar daerah yang telah berstatus zona hijau dan kuning kembali menggelar kegiatan belajar mengajar tatap muka.

Hal ini disampaikan Muhadjir saat melakukan kunjungan ke daerah Gunungsitoli, Kepulauan Nias, Sumatera Utara. Di wilayah ini, proses belajar mengajar tatap muka telah dilakukan, Muhadjir pun ingin wilayah lain melakukan keputusan serupa.

"Saya juga sarankan wilayah zona hijau dan kuning seperti di Kepulauan Nias ini sudah harus ada proses belajar mengajar. Jangan ikut-ikutan yang lain yang memang posisinya berada di status zona merah," kata Muhadjir melalui keterangan tertulis, Kamis (18/3).

Dalam kesempatan itu, Muhadjir mengatakan telah dimulainya kegiatan belajar mengajar secara tatap mula di wilayah yang jauh dari ibukota, seperti Kepulauan Nias bisa menjadi kesempatan untuk mengejar ketertinggalam berkaitan dengan pembelajaran dari kota-kota besar.

"Justru kesempatan sekarang bagi wilayah yang tertinggal seperti Kepulauan Nias ini untuk mengejar siswa-siswa yang berada di kota yang lebih terdepan," kata dia.

Muhadjir juga mengapresiasi pelaksanaan kegiatan belajar mengajar tatap muka yang telah dimulai di Kota Gunungsitoli dan Kepulauan Nias. Menurutnya, pelaksanaan belajar tatap muka ini telah mematuhi protokol kesehatan dengan baik, seperti kewajiban menggunakan masker bagi murid dan guru, serta diterapkannya sistem shift untuk menerapkan jaga jarak antar murid.

"Saya lihat sudah bagus sekali. Mematuhi protokol kesehatan, kemudian dibikin shift masuk sekolahnya," kata dia.

Di wilayah Kota Gunungsitoli sendiri, per 16 Maret jumlah kasus Covid-19 sejak awal masuknya kasus pada Juni 2020 berjumlah 694 kasus, dengan rincian 17 kematian dan sembuh 677 kasus. Saat ini diketahui tidak ada kasus aktif.

Muhadjir juga melakukan dialog sengan petugas tracer di kantor Walikota Gunungsitoli. Dari laporan para dokter petugas tracing Covid-19 Muhadjir mengetahui bahwa masyarakat masih banyak yang bandel dan menolak untuk dilakukan tracing oleh petugas.

Muhadjir menyebut, kasus penolakan terhadap petugas tracer memang masih sering terjadi di masyarakat. Karena itu, dia meminta agar pihak satgas petugas tracer bekerja sama dengan RT/RW bersama Babinsa dan Babinkamtibmas untuk menggencarkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang Covid-19.

"Kalau kita melakukan edukasi pendidikan sosialisasi kepada masyarakat secara luas itu pelan-pelan nanti akan diterima kepada masyarakat. Karena itu saya mohon juga kepada pihak Pemerintah Kota untuk melakukan sosialisasi dan edukasi tentang Covid-19," ujarnya.

"Ini mohon betul-betul dikobarkan agar masyarakat sadar betul Covid-19 ini nyata dan berbahaya. Covid ini sangat berbahaya terutama untuk lansia dan yang memiliki komorbid (penyakit penyerta)," lanjutnya.**

Sumber: CNN

Berita Lainnya

Index