Ketua DPRD Pelalawan Sayangkan DLH Lambat Tangani Pencemaran Limbah RAPP

Ketua DPRD Pelalawan Sayangkan DLH Lambat Tangani Pencemaran Limbah RAPP
Ikan-ikan di aliran limbah PT RAPP ditemukan mati

Iniriau.com, Pelalawan - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pelawan, Baharuddin, S.H langsung menyikapi kasus matinya ikan-ikan yang berada di aliran limbah PT RAPP. Dalam konferensi pers bersama sejumlah wartawan di ruangan informasi Gedung DPRD Pelalawan, Kamis (25/3/21),  Baharuddin menyayangkan lambatnya Dinas Lingkungan Hidup Pelalawan turun ke lokasi kejadian.

Konferensi pers dihadiri Kepala Bidang Pengawasan Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Tohaji, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Pelalawan, Ir. HT Wahiduddin, M.Si bersama dengan Kepala Bidang Dinas Perikanan, Tengku Nahar.

Matinya ikan di sekitar aliran pembuangan limbah PT.RAPP di ujung (hilir) sungai Kampar pada Selasa (23/03/21) malam lalu, diduga kuat akibat limbah PT RAPP. Karena terjadi di sekitar parit pembuangan limbah water intake PT. RAPP di Desa Sering, Kecamatan Pelalawan.

Peristiwa ini sudah menjadi perhatian serius Ketua DPRD Kabupaten Pelalawan dan pejabat terkait. Dalam konferensi pers, Ketua DPRD Pelalawan yang juga politisi Partai Golkar, Baharuddin S.H menyampaikan bahwa pihaknya sudah melakukan langkah-langkah sesuai fungsi pengawasan DPRD Pelalawan. seperti menyurati bupati Pelalawan, dan juga meminta anggota Komisi II DRPD Pelalawan untuk turun langsung ke lokasi.

"Menyikapi masalah yang terjadi, saya selaku pimpinan DPRD Kabupaten Pelalawan, sudah mengambil langkah-langkah dan meminta tim dari Komisi II untuk turun ke lokasi," tuturnya.

"Mengenai masalah teknisnya, saya  juga sudah menyurati bupati Pelalawan secarah resmi, meminta agar saat turun ke lapangan, Komisi II didampingi pihak DLH, Dinas Perikanan, dan Satpol PP,  termasuk rekan-rekan wartawan. Sebab kita mau masalah ini dibuka secara terang benderang," tambahnya.

Baharuddin sangat menyayangkan lambatnya Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menyikapi kejadian ini  khususnya  pengambilan sampel limbah dan ikan  yang mati. Pengambilan sampel sangat jauh dari waktu kejadian, ini bisa saja merubah keadaan.

"Saya sangat menyayangkan  keterlambatan DLH dalam mengambil sampel di lokasi kejadian, karena waktu pengambilan sampel dengan waktu kejadian agak jauh," ujarnya.

"Ketika saya kontak Pak Eko yang menjabat sebagai kadis lingkungan hidup, ia mengatakan siang tim baru turun ke TKP untuk mengambil sampel," ujarnya sembari menirukan.

"Air pasti terus mengalir,  jadi seharusnya waktu yang paling tepat untuk mengambil sampel adalah saat ikan-ikan ditemukan mati. Jika terlambat mengambil sampel air limbah dan ikan, pastinya keadaan sudah berubah," terangnya.

Dalam keterlambatan DLH mengambil sampel, Baharuddin ragu akan hasil uji laboratorium nanti. "Kemarin pihak dari PT. RAPP mengatakan penyebab ikan mati itu karena diputas, jadi saya agak ragu hasil uji laboratorium itu maksimal atau tidak," cetusnya kesal.**

Berita Lainnya

Index