Rusa dan Kobra Terpanggang Api Karhutla di Pelalawan

Rusa dan Kobra Terpanggang Api Karhutla di Pelalawan

Iniriau.com, PEKANBARU - Seekor bangkai rusa dan ular cobra ditemukan mati terpanggang akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) gambut di Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Riau.

Kedua hewan malang tersebut pertama kali ditemukan oleh petugas gabungan yang berusaha memadamkan kebakaran lahan seluas 20 hektare di lokasi itu.

"Kuat dugaan, kedua hewan itu mati terpanggang karena terjebak di areal karhutla," kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pelalawan, Abu Bakar, Jumat (26/3/2021).

Bangkai rusa itu, kata Abu, ditemukan hanya menyisakan tulang-belulang. Kondisinya pun sudah tidak berbentuk lagi, hanya tinggal kerangka dan tanduk saja.

"Bangkai rusa ini ditemukan sebelah pokok kayu yang sudah rapuh akibat terbakar. Hanya bagian tanduk saja yang masih terlihat jelas bahwa itu tanduk rusa. Sementara bagian lainnya, tinggal tulang-belulang," sebutnya.

Abu mengatakan kebakaran ini sebagai bukti tidak hanya merugikan manusia, tapi juga mehluk hidup lainnya seperti hewan dan tumbuhan.

"Karhutla membawa bencana bagi semuanya. Binatang-binatang hilang hingga tanaman pun demikian," kata dia.

Sebelumnya, tim pemadaman karhutla di Kampung Teluk Masjid, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak menemukan ular piton berukuran 2 meter lebih mati saat berusaha lari dari kobaran api.

"Iya betul, tim pemadaman api menemukannya di batas antara hutan terbakar dengan hutan yang masih hijau ," kata Kabid Damkar Siak Irwan Priyatna, Kamis (4/3/2021).

Tim Satgas Gabungan memprediksi bangkai ular yang ditemukan di atas lahan gambut yang terbakar itu berupaya lari menuju lahan yang tidak terbakar.

"Soalnya ular itu didapat dalam keadaan mati di perbatasan antara nyala api dengan lahan hijau. Mungkin ularnya berupaya menyelamatkan diri ke zona hijau tapi api yang panas membunuhnya," jelas Irwan.

Diceritakan Irwan, hal itu bermula saat tim pemadaman api melakukan penyisiran di sekitar titik lokasi untuk memastikan tidak ada lagi titik api.

"Saat melakukan penyisiran itu, petugas menemukan seekor ular piton berukuran panjang sekitar 2 meter lebih yang sudah tidak bernyawa lagi. Kuat dugaan ular tersebut mati akibat terperangkap kobaran api," kata Irwan.

Irwan mengaku, timnya selalu berjumpa dengan hal-hal seperti ini disetiap melakukan pemadaman karhutla di berbagai lokasi.

Irwan meyakini banyak hewan yang mati dan kehilangan habitatnya akibat terjadinya karhutla.**

Sumber: Suara

Berita Lainnya

Index