Bangun Rumah Tahan Gempa

Ratusan Insinyur Bantu Warga Lombok

Ratusan Insinyur Bantu Warga Lombok
Kondisi Lombok pascagempa. [int]

Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendorong percepatan pembangunan rumah tahan gempa. Langkah tersebut dilakukan dengan menggandeng 400 insinyur muda.

Perbaikan rumah tersebut akan dilakukan secara gotong royong bersama pendamping dan tenaga fasilitator mulai dari 1 September 2018 dan ditargetkan selesai dalam 6 bulan.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pembangunan rumah tersebut bisa dipertanggungjawabkan kualitasnya, sebab melibatkan 400 insinyur muda yang merupakan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2017.

Para insinyur tersebut akan diberangkatkan secara bertahap mulai Kamis, 30 Agustus 2018 dengan menggunakan pesawat Hercules milik TNI.

"Prinsipnya adalah build back better. Mereka akan dilatih 1-2 hari mengenai rumah tahan gempa yakni Risha (Rumah Instan Sederhana Sehat) yang merupakan hasil inovasi Balitbang Kementerian PUPR sebelum disebar ke berbagai lokasi di NTB khususnya Pulau Lombok," kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima detikFinance, Kamis (29/8/2018).

"Di Lombok saat ini sudah ada aplikator Risha yang akan mengajarkan cara membuat dan merakit Risha serta sudah ada rumah contoh yang dibangun serta cetakan beton modularnya. Mereka akan bertugas minimal satu bulan," imbuh dia.

Basuki menambahkan nantinya akan ada tim yang terdiri dari 9-10 orang yang bertanggung jawab untuk pendampingan rehabilitasi/rekonstruksi 100-150 rumah. Namun, pihaknya juga menambah tenaga fasilitator sebanyak 2.000 orang untuk mempercepat pembangunan.

Sementara itu, Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR, Danis H Sumadilaga mengatakan pemerintah memberikan bantuan sebesar Rp 50 juta untuk rumah rusak berat, Rp 25 juta rumah rusak sedang dan Rp 10 juta untuk memperbaiki rumah rusak ringan.

Danis memaparkan banyaknya rumah yang rusak akibat gempa dikarenakan struktur rumah yang tidak kuat karena tidak memiliki kolom dan tulang besi.

Pihaknya pun menargetkan fasilitas publik seperti pasar, sekolah, rumah ibadah, puskesmas dan rumah sakit bisa kembali berfungsi mulai Desember 2018.

Adapun jumlah fasilitas publik yang rusak masih terus dilakukan verifikasi. Sementara ini jumlah sekolah yang rusak 330 buah terdiri dari 14 Taman Kanak, 175 Sekolah Dasar, 67 SMP/MTS, serta 74 SMA/MA. Sedangkan Rumah Ibadah sebanyak 6 rusak, Rumah Sakit, Puskesmas, Puskesdes, dan Posyandu sebanyak 118 rusak, sedangkan untuk Pasar sebanyak 22 juga dilaporkan rusak.

"Angka ini masih terus bergerak. Untuk fasilitas publik, seperti pasar yang sudah mulai kita kerjakan rekonstruksinya, yakni Pasar Tanjung dan Pasar Pemenang," tutup Danis. [*/]

Berita Lainnya

Index