Iniriau.com - Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman mengatakan, beban utang RI sebesar Rp 409 triliun yang jatuh tempo di tahun depan. Salah satu sumber pembayaran utang itu diperoleh melalui surat utang negara (SUN) atau surat berharga negara (SBN).
Nantinya, lanjut Luky, rencana pembayaran utang jatuh tempo akan dipaparkan pada bulan Desember tahun ini. "Utang Rp 409 triliun ini bayarnya pakai SBN dan dari pinjaman," tutur Luky di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (20/8).
"Nanti strateginya akan kami sampaikan bulan Desember. Semuanya, nanti berapa growth issues nya, komposisi dari rupiah non rupiah, yang sukuk dan yang konvensional itu nanti kita lihat," imbuhnya.
Luky menambahkan, selama ini kepercayaan investor terhadap SBN masih terbilang baik. "Selama ini kita pernah default enggak? Tidak kan? Karena ada kepercayaan. Kita sudah sisihkan untuk pinjaman. SBN kita refinancing roll over. Selama ini kepercayaan investor sangat tinggi buat indonesia," ungkapnya.
Untuk itu, Kemenkeu akan melihat profile utang jatuh tempo tersebut dahulu untuk menutupi utang RI ini.
"Kita selalu lihat ada profil jatuh temponya, baik dari pinjaman maupun dari SBN. Ada yang bisa kita roll over (refinancing), ada juga yang kita bayar. Jadi kiat untuk pinjaman itu nett negatif, artinya, kita menarik pinjaman itu lebih kecil dari yang kita bayar cicilan pokoknya," tandas dia.
Sebelumnya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) membuka masa penawaran instrumen surat utang negara (SUN) Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR004 kepada investor individu secara online (e-SBN). Masa penawaran akan berlangsung mulai tanggal 20 Agustus-13 September 2018.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman mengatakan, penerbitan surat utang negara atau SUN berbasis SBR004 tersebut merupakan antisipasi atas kondisi sektor keuangan global yang saat ini tidak menentu.
"Sektor keuangan dan dunia sedang alami tekanan, bagaimana kita menanggapi pasar keuangan terutama memperdalam pasar keuangan khususnya di sektor pasar obligasi. Bagaimana kita juga ikut membangun negara ini dengan membeli SBR004," tuturnya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (20/8). (IRC/merdeka.com)