Melihat Balqis Adzra Bayi Hydrocephalus

Selasa, 00 0000 | 00:00:00 WIB
DIJENGUK: Balqis Adzra (5 bulan) saat dijenguk anggota DPR RI Sayed Abubakar A Assegaf (dua kanan) didampingi orangtua Balqis (kanan), baru-baru ini.

PEKANBARU - "Alamatnya jalan Garuda Sakti, Kelurahan Labuh Baru Barat. Masuk dari samping Hoya, Jalan Durian pak. Lurus terus, ada simpang empat lurus lagi hingga jumpa pohon kelapa di sebelah kanan. Kami tinggal di rumah kontrakan, pintu keempat dari awal masuk," terang Kristina (41) melalui selulernya kepada wartawan, Rabu (15/2/17) kemarin.

Setelah tiba di rumah yang dituju,langsung mengucapkan salam. Suara yang menjawab terdengar sama dengan suara di telepon, sehingga langsung masuk ke ruang tamu setelah dipersilahkan tuan rumah. "Silahkan duduk pak," timpalnya singkat.

Kemudian seorang remaja, Hasim langsung menemui wartawan. Ia menjelaskan ibunya sedang bersiap-siap. Berselang satu menit kemudian seorang wanita muncul dibalik kain pintu sembari menggendong bayi. Namun ada yang berbeda, tubuh mungil bayi berusia 5 bulan tersebut justru menopang kepala yang besar.

Namanya bayi perempuan tersebut bernama Balqis Adzra. Ia sudah menderita hydrosefalus sejak usianya masih 2 bulan. Sayangnya dari penuturan Kristina, pengobatannya baru bisa dimulai sejak awal Ferbuari lalu. Hal ini disebabkan karena ia tidak memiliki uang yang cukup untuk membiayai pengobatan anak ketiga dari suami kedua tersebut.

Terlebih suaminya, Azhar (45) warga Malaysia justru tidak bisa dihubungi lagi sejak ia melahirkan. Sehingga, otomatis ia tidak bisa berbuat apa-apa selain mengharap uluran tangan orang lain.

"Bahkan kami pernah tidak makan nasi hingga tiga hari. Mau bagaimana? Saya tidak bisa bekerja karena menjaga anak yang sakit. Suami kedua saya justru tidak ada kabar berita," suara Kristina kian berat.

Sesekali ia terlihat menangis. Terlebih lagi teman-teman yang dikenalnya tidak ada yang bisa membantu. Bahkan tidak jarang mereka tidak bisa dihubungi lagi.

“Kawan saya dan orang-orang yang saya kenal banyak yang sukses. Namun mereka justru tidak mau membantu saya," tuturnya pelan.

Ibu tiga anak yang menjadi Muaalaf sejak 1996 tersebut juga pernah meminta bantuan kepada salah satu pejabat eselon II di Pekanbaru. Begitu juga dengan tim sukses salah satu calon. Namun jawaban miris yang ia terima justru mereka mengaku hal tersebut tidak akan mendulang suara.

"Apa mereka sekejam itu terhadap kondisi anak saya? Sementara itu ukuran kepala anak saya terus membesar dan mesti diobati," terang Kristina. Matanya tertuju kepada kepala Balqis.

Kristina juga menempuh cara lain dengan mengubungi perangkat pemerintahan setempat. Namun pejabat RT justru menganggapnya berada karena tinggal dirumah kontrakan yang berdinding beton.

Selanjutnya ia juga berupaya menghubungi lurah di Kecamatan Marpoyan Damai. Sebab KTP-nya masih beralamat di Marpoyan Damai. Namun jawaban oknum lurah juga tidak menyelesaikan persoalannya. "Katanya gak ada waktu, sibuk. Padahal anak saya sudah makin besar kepalanya.

Ditengah kegalauan yang dialami Kristina, ia mendapat saran dari salah seorang temannya di Jakarta. Iapun menyarankan untuk menguhubungi Sayed Abubakar A Assegaf. Karena menurut temannya Anggota DPR RI dapil Riau tersebut sangat respon dengan derita masyarakat.

Kemudian setelah mendapat nomor Sayed Abubakar, Kristina mengaku tidak berani menghubunginya langsung. Terlebih nomornya beda operator, dan pulsanya pas-pasan. Sehingga iapun mencurahkan kegundahannya tentang kondisi keluarga dan nasib anaknya yang belum bisa diobati karena ketiadaan biaya.

Tidak lama setelah itu, Kristina langsung dihubungi Imran Tambusai, staf Sayed Abubakar A Assegaf. Setelah menelfon dan bertemu langsung. Sayed Abubakar beberapa kali juga mampir di rumah kontrakan tersebut. Sehingga Balqis kecil bisa dibawa ke RSUD Arifin Achmad pada 1 Februari lalu. Kemudian Jumat (3/2/17) kepala Balqis dioperasi sehingga ukuran kepala berkurang.

"Di RSUD saya juga sempat kecewa dengan perawatnya. Mereka beberapa kali menyuntik kaki anak saya untuk mengambil sampel darah. Namun setelah sering disuntik mereka tidak mendapatkan darah yang diinginkan. Sehingga disuntik dan disuntik lagi hingga anak saya menjerit dan terlihat stres," bebernya.

Kejadian tersebut terulang lagi hingga beberapa kali yang membuat kaki kecil Balqis memar. Hingga kepala perawat terkejut dan memindahkannya ke ruangan lain. Sedangkan perawat-perawat tersebut dilarang untuk melakukan tindakan terhadap bayi malang tersebut.

Disisi lain, Sayed Abubakar A Assegaf mengucapkan terimakasih kepada Dinas Sosial Kota Pekanbaru yang membantu biaya operasi melalui Jamkesda. Iapun meminta Dinsos Kota Pekanbaru dan RSUD Arifin Achmad mengawal dan mengobati bayi tersebut hingga benar-benar pulih.

"Ini persoalan kemanusiaan. Kami akan berusaha untuk semampu kami terlebih orangtua tidak bisa bekerja karena menjaga dan merawat Balqis yang sakit. Untuk itu kami mengajak para dermawan untuk turun tangan membantu," ajak Sayed.



sumber: riaupos.co




Terkini