PEKANBARU - Harga cabai merah di Kota Pekanbaru saat ini memang masih dalam keadaan normal. Namun siklus melonjaknya harga terus terulang tiap tahun di kota ini. Tingginya permintaan dan konsumsi cabai masih belum mampu diimbangi dengan produksi maupun pasukan dari luar. Tidak heran, inflasi Kota Pekanbaru terus tertekan oleh cabai merah.
Permasalahan ini menurut Ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Universitas Riau (Unri) Ahmad Hijazi bisa diatasi bila masyarakat kembali pada kebiasaan lama orang-orang tua dahulu. Dahulu orang tua suka menanam bumbu-bumbuan dapur di pekarangan rumah, termasuk dari jenis cabai. Setidaknya, cabai-cabai ini bisa menutupi keperluan dapur bila suatu saat terdesak karena harga cabai mendadak mahal.
‘’Sudah saatnya menggalakkan kembali menanam bumbu dapur seperti cabai di pekarangan rumah. Saya sendiri di rumah ada sekitar 20 batang, mengapa tidak setiap masyarakat juga mulai menanam cabai di rumah. Ini setidaknya membantu keperluan cabai di rumah sendiri,’’ terang Ahmad Hijazi saat menghadiri reuni ke-30 tahun salah satu jurusan di Fakultas Ekonomi Unri, Sabtu (19/2/17).
Menurut lulusan S1 Manajemen Unri yang saat ini juga Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Riau, selama ini memang pasokan bahan makanan di Kota Pekanbaru dan juga Riau masih dibantu dari luar daerah. Kecenderungan masyarakat Riau mengonsumsi cabai tinggi membuat inflasi tidak bisa dihindari. Yang terpenting menurutnya, masyarakat jangan sampai kehilangan pasokan cabai. Maka menjelang pemerintah merumuskan strategi pemecahannya, masyarakat bisa memenuhi sendiri keperluan cabai dengan menanam sendiri di pekarangan rumah.
sumber: riaupos.co