STAIN Bengkalis Taja Seminar Budaya Melayu dan Hukum Islam

Selasa, 00 0000 | 00:00:00 WIB
Internet

BENGKALIS, – Sejarah perjalanan budaya Melayu, ciri-ciri Melayu adalah Islam, bahasa dan sastra, nilai dan adat-istiadat, kondisi dan potensi Melayu kini, cabaran globalisasi sehingga kebudayaan Melayu sebagai inti kebudayaan Nusantara tetap kukuh dan menjadi identitas Masyarakat Nusantara.

Untuk itu, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Bengkalis mengadakan seminar tentang Budaya Melayu dan hukum Islam yang diselenggarakan oleh program studi (Prodi) Syari’ah. Hadir sebagai narasumber mantan Bupati Bengkalis H. Syamsurizar, MM, dan ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bengkalis Masdaruddin, M.Ag, Kapolsek Bengkalis AKP Syafril Thalib, dan civitas akademik STAIN Bengkalis yang dipusatkan di aula Al Farabi KAmpus STAIN Bengkalis. Selasa (21/2/2017).

Ketua STAIN Bengkalis Prof. Dr. H. Samsul Nizar, MA yang secara resmi membuka seminar tersebut mengatakan, budaya Melayu sangat identik dengan nilai-nilai keislaman, dan islam menjadi identitas dari budaya melayu, khazanah Islam yang terkandung dalam kehidupan budaya Melayu.

"Khazanah tersebut terkait dengan nilai-nilai pendidikan, nilai-nilai etika dan nilai-nilai moral yang ada di dalamnya. Kesemua nilai tersebut akan diangkat dari sisi sejarah serta tradisi masyarakat Bengkalis," ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan Profesor termuda ini, pihaknya ingin menambah khazanah pengetahuan para mahasiswa, khususnya, dan insan pendidikan, umumnya, terkait dengan nilai-nilai yang hendak diungkap dalam kegiatan seminar.

"Di samping itu, kami ingin memperkenalkan dan menanamkan nilai-nilai etika dan moral yang sesungguhnya terkandung dalam taradisi lokal, dalam hal ini tradisi masyarakat Bengkalis," jelasnya sembari menyampaikan saat ini STAIN Bengkalis telah memiliki 14 prodi.

Sementara itu, Syamsurizal dalam paparannya menyampaikan bahwa budaya Melayu bermula dari Kerajaan Bintan. Melayu juga sangat identik dengan Islam. Melayu bukanlah sebuah suku atau ras, melainkan sebuah bangsa.

“Bahkan, sebagian orang menyebut bahwa Islam adalah Melayu. Melayu bukan hanya suku. Namun, juga identitas bangsa yang identik dengan keislaman,” katanya.

Senada, Masdaruddin menyampaikan bahwa kebudayaan Melayu tetap kukuh sebagai masyarakat Nusantara, dan identitas Melayu sebagai jati diri Melayu yang selalu  perkasa dan diharapkan mampu memberi keperkasaan kepada insan Melayu Nusantara itu yang Islami,

“Yaitu agama Islam, bahasa Melayu, dan adat Melayu. Secara ringkas, dapat diformulasikan bahwa Melayu identik dengan Islam, terutama sejak pemimpin kerajaan menjadi penganut Islam, dan selanjutnya sebagian besar masyarakatnya menjadi penganut Islam. Adat orang Melayu pun selanjutnya menganut filosofis ’Adat Bersendi Syarak, Syarak Bersendikan Kitabullah’," tutur Masdaruddin.




sumber: riaupos.co

Terkini