PEKANBARU - Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Diskes) Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru, hingga pekan ke enam 2017, sudah ada 78 kasus DBD. Menyikapi permasalahan ini, pimpinan DPRD Kota Pekanbaru, Sigit Yuwono ST minta kepada Dinas untuk segera mengambil langkah antisipatif, supaya kasus DBD tidak meluas.
Diketahuinya dari data itu, wilayah yang paling banyak itu berada di Kecamatan Marpoyan Damai 14 kasus, Tampan 13 kasus, Bukit Raya 13 kasus, Payung Sekaki 7 kasus, Limapuluh 7 kasus, Rumbai Pesisir 6 kasus, Tenayan Raya 6 kasus, Rumbai 5 kasus, Pekanbaru Kota 4 kasus, Sukajadi 1 kasus, dan Sail 1 kasus.
Sigit berharap, Diskes melakukan terobosan-terobosan dalam upaya pencegahan. Seperti membagikan bubuk abate kepada masyarakat secara gratis.“Bagikan ke daerah-daerah yang endemis. Jika memang abate tersebut sudah tersedia, bagikan sekarang. Jangan tunggu kasus semakin banyak,” tegas Wakil Ketua DPRD Kota Pekanbaru ini, Senin (20/2/17) kemarin.
Menurutnya, beredar informasi soal pendistribusian abate ke rumah warga, lalu warga dimintai sejumlah uang. Ini dinilainya tidak benar. Ia minta Diskes tegas jika ada oknum yang mengaku perwakilan Diskes, namun meminta bayaran. ‘‘Itu tidak dibenarkan. Masyarakat bisa melaporkannya. Memang abate ini sudah banyak dijual di toko. Tapi jika itu program Diskes, itu gratis,” katanya.
Selain itu, langkah-langkah lain juga harus dilakukan, seperti fogging dan imbauan lainnya. “Artinya, imbauan jangan hanya sekadar imbauan, harus turun ke lapangan, dan pastikan bahwa sosialisasi sampai kepada masyarakat,’’ tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Pekanbaru drg Helda S Munir mengatakan, upaya pencegahan sudah dilakukan,dan juga imbauan kepada masyarakat juga sudah supaya hidup bersih.
Soal pertumbuhan DBD meningkat, dia juga minta ada peran serta masyarakat untuk bersama-sama melakukan hidup bersih, lingkungan maupun tempat-tempat yang menjadi potensi DBD berkembang biak.
‘’Kepada seluruh masyarakat harus sama-sama ikut berperan dalam mengatasinya (DBD, red),’’ katanya.
Peran masyarakat juga sangat diperlukan, saling koordinasi dengan Dinas melalui puskesmas. Dimana masyarakat juga melaporkan lokasi yang menjadi peningkatan pertumbuhan DBD. Tentunya dengan melakukan surveilans terlebih dahulu.
‘’Tindaklanjutnya tentu dengan fogging,’’ sebutnya.
Kata Helda, untuk upaya pencegahan tidak cukup dengan mengimbau saja. Maka dari itu, dinas juga menggalakkan kader jumantik.
‘’Jadi gerakan satu rumah satu jumantik ini akan kami galakkan, dan sekarang ini dalam persiapan. Kami harapkan juga warga ikut andil,’’ katanya.
Soal adanya informasi pembagian abate membayar, Helda menegaskan, memang ada oknum yang datang ke rumah-rumah warga dengan membagikan abate lalu minta uang. ‘’Soal ada pembagian abate lalu minta uang ke warga, itu bukan kami. Oleh karena itu, kami sampaikan kepada masyarakat, kalau yang membagikan itu petugas dari dinas, tidak mengutip bayaran, alias gratis,’’ tutupnya.
sumber: riaupos.co