Iniriau.com, PEKANBARU - Universitas Anak Yatim dan Kaum Dhuafa segera dibangun di kilo meter duabelas Jalan Garuda Sakti Ujung Desa Karya Indah Kecamatan Tapung.
Jika tidak ada aral melintang, pada 24 Agustus nanti Gubernur Riau H Syamsuar bersama Menteri Agama Arab Saudi Abdulrahman Mohammed Amin segera lakukan ground breaking atau peletakan batu pertama pembangunan Universitas Anak Yatim dan Kaum Dhuafa.
"Insya Allah kalau tidak aral melintang nanti pak Gubernur Riau dan Menag Agama Arab Saudi akan melakukan peletakan batu pertama pada 24 Agusutus nanti," kata Ketua Yayasan Wakaf Anak Yatim dan Miskin (Yawatim) ASEAN Riau, Ahmad Chodori, di Kantor Gubernur Riau, Rabu (7/8/19).
Selain itu, hadir juga nantinya Ketua Umum Yawatim ASEAN Prof Dr Mahmud bin Mansyur. Pimpinan University Colage Bestari Trengganu ini nantinya akan memberikan sambutan, menguraikan perihal Yawatim di Malaysia.
"Kami sangat berterima kasih juga kepada pak Gubernur yang sangat antusias dengan Yawatim kita gagas untuk membangun universitas Anak Yatim dan Miskin ini," ungkap Chodori.
Pada acara peletakan batu pertama nanti juga dilakukan kegiatan lelang wakaf bangunan Universitas Anak Yatim dan Miskin. Para pengusaha muslim nantinya juga akan hadir untuk memberikan spirit mewujudkan pembangunan universitas tersebut.
"Kira dapat konfirmasi apakah Menag RI akan hadir. Kalau hadir juga tentu kita berikan sangat apresiasi. Tapi Gubernur Riau juga akan berkoordinasi melalui Kanwil Kemenag Riau akan kehadiran Menag Lukman Hakim," ujar Chodori.
Lebih lanjut disampaikan Chodori, kehadiran Menag Agama Arab Saudi di Pekanbaru akan diajak ke Mesjid Raya An-Nur, Mesjid Arrahman Pekanbaru termasuk Mesjid Agung Senapelan.
Seperti diketahui, perencanaan pembangunan Universitas Anak Yatim dan Kaum Dhuafa akan berdiri di atas lahan sepehuhnya hasil wakaf oleh H Hasyim Jamadi, mantan pejabat Pemprov Riau. Dari orang yang sama pula, mewakafkan lahan seluas 100 hektar di Jalan Riau Ujung.
Hanya saja wakaf seluas 100 hektar yang juga untuk kepentingan Universitas Amak Yatim dan Dhuafa ini masih terkendala status lahan yang masih masuk kawasan hutan produksi terbatas.
Ada pun dana yang dipikirkan untuk tahap awal pembangunan universitas anak yatim dan dhuafa ini yakni sebesar Rp13 miliar. Dana ini sudah disiapkan melalui beberapa orang yang telah mewakafkan untuk pembangunan universitas tersebut.(ADV)