Aksi Bentrok Mahasiswa-Polisi, Dekan Fisip Unri: Mereka Sama-sama Tak Bisa Menahan Diri

Kamis, 19 September 2019 | 19:46:01 WIB
Dekan Fisip Unri DR Syafri Harto MSi

Iniriau.com, PEKANBARU - Bentrok massa antara mahasiswa dan polisi yang terjadi saat aksi demo terkait masalah karhutla beberapa waktu lalu di depan kantor gubernur Riau, mendapat perhatian Dekan Fisip Unri DR. Syafri Harto  M.Si. Menurutnya, bentrok terjadi karna kedua belah pihak tidak bisa menahan diri  akibat pressure di lapangan yang begitu kuat. 

"Pressure yang saya maksud adalah, rasa tanggung jawab moral dari mahasiswa untuk menyampaikan suara dan keprihatinan masyarakat akibat kebakaran hutan yang memunculkan asap beracun yang kini dihirup oleh masyarakat Riau. Mahasiswa hanya menuntut janji bapak presiden agar kita ikut mengawal masalah karhutla ini agar tidak terulang setiap tahun. Nah, ketika tuntutan itu tidak direspon dengan cepat, mereka jadi agak lepas kendali hingga terjadilah bentrok itu," ujar Syafri kepada iniriau.com Kamis (19/9).

Di sisi lain, Syafri melihat aparat kepolisian juga tak bisa menahan diri karena situasi di lapangan yang mulai memanas, hingga bentrok tak terhindarkan lagi.

 "Sebenarnya saya bisa maklumi tindakan aparat kepolisian dalam menghadapi 7.000 mahasiswa yang sudah mulai emosi karena lambannya respon terhadap aksi yang mereka sampaikan. Saya tolerir tindakan aparat karena mereka semua juga under pressure," ujarnya.

Meski aksi demo 7.000 mahasiswa Riau berakhir ricuh, pihak Unri menurut Syafri Harto tidak akan membatasi aksi-aksi mahasiswa yang ingin menyampaikan suara rakyat. "Kampus tidak akan membatasi aksi-aksi mahasiswa, sepanjang dilakukan sesuai aturan, mendapat izin aparat dan tidak anarkis. Tidak bisa kita pungkiri bahwa mahasiswa  juga menjadi harapan masyarakat dalam menyampaikan aspirasi mereka, jadi harus kita dukung. Dan kalau bisa, aksi demo menjadi jalan terakhir, setelah upaya-upaya persuasif gagal," tegas Syafri.

Terkait efek dari kabut asap, Syafri menambahkan hari ini enam mahasiswa Unri tumbang saat sedang melakukan kegiatan di kampus. Mereka dilarikan ke RS RSP Unri, dan tiga diantaranya masih di rawat inap. 

"Efek karhutla sangat membahayakan kesehatan,  inilah sebab mengapa mahasiswa tak ingin tinggal diam menyuarakan keprihatinan masyarakat," tukas Syafri Harto.

Sementara itu dari aksi ricuh mahasiswa tersebut, beberapa orang lagi masih ada yang dirawat inap, dan sebagian sudah ada yang pulang. "Terakhir saya jenguk bersama pak Wakapolda, masih ada yang dirawat di RS Bayangkara Polda Riau serta RSUD Ariffin Ahmad. Mereka ada yang mengalami patah kaki, dan cedera di bagian tubuh lainnya," jelas Dekan Fisip Unri ini.

Semua biaya perawatan bagi para korban luka ini menurut Syafri ditanggung penuh oleh Polda Riau. " Alhamdulillah menurut pak Wakapolda biaya anak-anak ditanggung semua oleh Polda Riau," tutupnya. **
 

Terkini