Turun Langsung Bagikan Masker, Dekan Fisip UNRI Ingatkan Pemerintah Cegah Karhutla

Jumat, 20 September 2019 | 09:41:18 WIB
Dekan Fisip UNRI DR.Syafri Harto.MSi membagikan masker kepada pengedara yang melinta

Iniriau.com, Pekanbaru - Universitas Riau membagikan masker kepada pengendara yang melintasi jalan Diponegoro dan jalan Gajah Mada, menyusul semakin parahnya kabut asap di Riau. Dekan Fisip UNRI DR.Syafri Harto.MSi harus turun langsung ke jalan membagikan masker kepada pengedara yang melintas.

" Asap semakin memprihatinkan, kondisi kesehatan masyarakat harus menjadi perhatian kita bersama," jelasnya.

Bahaya asap juga menimpa beberapa orang mahasiswa Unri yang tumbang saat beraktifitas di kampus Kamis kemarin. "Mereka kita bawa ke RSP Unri untuk perawatan lebih lanjut," jelas Syafri.

Ada lima titik yang menjadi lokasi pembagian masker, salah satunya persimpangan lampu merah Diponegoro dan Gajah Mada. Total masker yang dibagikan mencapai 500 kotak," kata Dekan Fisip UNRI, Dr. Syafri Harto, MSi, Kamis (19/9) pagi .

Syafri mengatakan, pembagian masker ini salah satu bentuk keprihatinan civitas UNRI atas bencana kabut asap yang semakin hari kian membahayakan. Menurutnya, pemerintah harus segera menuntaskan masalah kabut asap yang sudah memasuki 2 bulan  agar tidak ada lagi korban yang jatuh.

Sebagai seorang akademisi, Syafri menyampaikan keprihatinannya karena akibat asap, aktifitas pendidikan jadi lumpuh. Semua sekolah di daerah terdampak asap diliburkan, sementara asap bukannya berkurang tapi malah semakin pekat.

Ia menyarankan  pemerintah agar lebih mengedepankan upaya pencegahan dini terhadap karhutla dengan melibatkan perangkat pemerintah daerah mulai dari level paling rendah yakni RT/RW, Kades, Camat hingga Bupati/ Walikota. Sedangkan untuk aparat keamanan,  pencegahan bisa dilakukan mulai dari Babinsa/Polpos, Koramil/Polsek, Dandim/Polres dan Danrem/Polda.

" Jika saja pencegahan betul- betul dilakukan mulai dari tingkat bawah, saya yakin jumlah titik api tidak akan bertambah dan kebakaran hutan dan lahan bisa diminimalisir. Tapi kalau jumlah titik apinya sudah banyak dan menyebar, susah untuk memadamkannya," kata Syafri Harto.

Selain pencegahan dini, kata Syafri, yang tak kalah penting sosialisasi terhadap penanggulangan Karhutla setiap tahun, harus terus dilakukan dengan melibatkan perguruan tinggi dan pihak terkait. Sosialisasi ini, tidak hanya kepada masyakarat, tapi juga ke perusahaan perusahaan yang ada di Riau. Jika terobosan ini dilakukan, kebakaran hutan dan lahan tidak akan terjadi."

Bencana kabut asap seharusnya menjadi pelajaran berharga bagi semua stakeholder, ujar Syafri. (*)

Terkini