Iniriau.com, PEKANBARU - Sebagai bentuk kepedulian terhadap permasalahan yang dirasakan oleh sejumlah masyarakat Kota Bertuah, Ketua Komisi III DPRD Kota Pekanbaru - Yasser Hamidy dan salah seorang anggota Komisi III yakni Kartini, mengunjungi seorang pasien cerebral palsy di Jalan Inpres (samping SDN 94), Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru, Selasa (29/10/2019) siang. Kunjungan dari Komisi III yang membidangi masalah kesehatan tersebut, disambut oleh perwakilan Dinas Kesehatan (Diskes) Pekanbaru serta perangkat RT dan RW setempat.
Dalam kunjungannya, Yasser Hamidy melihat langsung kondisi Ayunda (37) yang terbaring lemah dan tidak berdaya serta tidur diatas tikar pada ruangan kayu berukuran 3x4 meter. Menurut catatan dunia medis kedokteran, Ayunda mengalami gejala penyakit Cerebral Palsy atau gejala sisa suatu penyakit infeksi otak yang serius sejak dalam kandungan.
"Kondisinya sudah begini, sejak dalam kandungan," kata Musta'am, Ayah dari Ayunda, saat berdialog dengan Yasser Hamidy, Selasa (29/10) siang.
Kondisi yang dialami oleh Ayunda, mengundang keprihatinan dari Komisi III DPRD Pekanbaru. Apa yang dialami saat ini termasuk tempat tinggal, dinilai tidak layak dan tidak representatif.
"Kita berharap agar anak ini diberilah tempat yang layak. Masalah bantuan dan teknis lain, akan kita jembatani lewat Diskes dan Dinsos Pekanbaru. Rasanya sangat tidak mungkin, jika pemerintah membiarkan masyarakatnya berada dalam kondisi kesusahan begini," ucap Yasser saat berdialog dengan Musta'am.
Politisi PKS ini dalam dialognya juga menyayangkan, adanya penolakan dari pihak keluarga yang diberikan oleh masyarakat tempatan untuk tempat tinggal Ayunda. Hal tersebut, didengar langsung dari pengakuan RT dan RW tempatan.
"Ada tempat tapi belum mau pindah. Harusnya bantuan ini diambil pak. Soal teknis lainnya akan kita perjuangkan dan perhatikan lewat lembaga atau donatur," ungkap Yasser.
Senada juga diungkapkan oleh Anggota Komisi III DPRD Pekanbaru, Kartini. Dia meminta agar persoalan kemanusian untuk anak tersebut benar-benar diperhatikan dengan menyediakan tempat yang layak bagi anak tersebut.
"Jadi tugas bapak tidak memberi makan untuk anak saja, tapi harus memikirkan dampak juga. Kita tak ingin nanti seolah-olah pemerintah tidak serius atau tidak membantu. Padahal kita sudah peduli dan beri solusi. Diberikanlah tempat yang layak," pinta Kartini. **