PEKANBARU - Para pengusaha kecil di Kota Pekanbaru masih kesulitan untuk bersaing serta berkembang, khususnya usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Pengusaha kecil berharap pemerintah bisa memperhatikan serta memberikan bantuan kepada mereka agar dapar bersaing dengan produksi luar agar dapat masuk ritel.
Kesulitan untuk berkembang dialami sebagai besar para pelaku usaha industry rumah tangga itu. Mereka selalu gagal masuk ritel karena tidak adanya rekomendasi dari pemerintah terkait. Kondisi itu yang dialami para pengusaha makanan khas daerah Riau seperti keripik nanas dan roti bakar atau roti bangkit.
Wardi (44) salah satu pengusaha makanan khas daerah Riau ini pernah berjaya karena telah berhasil mengembangkan usaha produk makanan khas daerah. Beberapa jenis makanan khas daerah Riau bahkan sudah berhasil menembus hingga luar Riau. Itu yang paling membuat ia bahagia karena bisa mengenalkan produk khas daerah.
“Masa jaya dulu makanan produk khas daerah bisa masuk ritel dan swalayan bahkan di luar Riau dan bandara-bandara. Saya senang bisa mengenalkan oleh oleh khas asal daerah Riau. Tetapi sayangnya saat ini sudah kesulitan bahkan banyak ritel dan swalayan yang tidak bisa menerima,” kata Wardi kepada wartawan, kemarin.
Kondisi seperti itu bahkan sudah dikonsultasikan kepada pihak Dinas Perdagangan. Namun sepertinya upaya itu tidak efektif buktinya produk home industry makanan khas itu masih belum diterima sebagian besar ritel dan swalayan.
“Masih banyak swalayan dan ritel yang belum menerima produk teman teman. Kami tidak tahu apa alasannya. Padahal produk yang masuk ritel rata rata dari luar Riau. Seperti ini ada kepentingan bisnis,” katanya.
Wardi berharap pemerintah bisa serius memberikan pembinaan terhadap para pengusaha kecil. Sehingga bisnis rumahan para pengusaha kecil bisa bangkit dan bersaing dengan produk lain dan bisa masuk ritel. “Yang pentingkan ada perhatian dari pemerintah sehingga bisa mau bisnis rumahan. Saat kesulitan karena kami berjuang sendiri,” katanya. Masih banyak usaha kecil lainnya yang kesulitan seperti yang dialami Wardi.
Berdasarkan data DPP Pekanbaru setidaknya ada sekiar 1.400 UMKM di Pekanbaru. Terdiri dari usaha produk makanan dan kerajinan, namun yang paling didominasi dengan usaha makanan.
Kepala DPP Pekanbaru Ingot Ahmad mengatakan pemerintah memberikan perhatian terhadap UMKM yang ada di Pekanbaru. Produk usaha kecil yang sudah banyak yang mendapatkan rekomendasi agar masuk ritel dan swalayan. Ia mengaku untuk bantuan dana sendiri memang tidak pernah ada hanya bantuan pembinaan untuk bisa mengembangkan usaha.
sumber: riaupos.co