Bantu Pembangunan Sekolah di Kecamatan Kampar Kiri, Bripka Ralon Rela Jual Perhiasan Istri

Senin, 25 November 2019 | 14:03:22 WIB
Gubernur Riau Syamsuar memberikan penghargaan kepada Bripka Ralon. (Merdeka.com/Abdullah Sani)

Iniriau.com, Pekanbaru - Anggota Direktorat Lalu Lintas Polda Riau Bripka Ralon Manurung rela menjual perhiasan istrinya. Dia juga merogoh uang tabungannya. Semua itu dilakukannya demi membantu pembangunan sekolah di pelosok Kabupaten Kampar, Riau. Sekolah untuk anak-anak pelosok.

Atas kepeduliannya terhadap dunia pendidikan, Gubernur Riau Syamsuar memberikan penghargaan. Penghargaan ini diberikan usai upacara peringatan Hari Guru di lapangan Kantor Gubernur Riau, Senin (25/11).

"Ini bukti kepedulian terhadap pendidikan di Provinsi Riau. Membangun pendidikan, tidak serta-merta harus didahului tangan pemerintah. Buktinya, seorang polisi dengan pangkat Brigadir, mampu membangun sekolah dengan uang tabungannya," kata Syamsuar kepada wartawan.

Syamsuar merasa tercambuk dengan kepedulian Ralon terhadap dunia pendidikan. Untuk membangun dunia pendidikan yang lebih baik, bukan tanggung jawab satu pihak saja. Semua pihak diharapkan bisa memiliki semangat seperti Bripka Ralon Manurung.

"Semoga ada gebrakan oleh Menteri Pendidikan (Nadiem Makarim) yang baru. Sehingga mampu meningkatkan sumber daya manusia," ujar Syamsuar.

Jual Perhiasan Istri

Kepedulian Ralon terhadap pembangunan kelas SDN 010 Desa Batu Sasak, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, jadi perbincangan di media sosial.

Bermula saat Ralon sedang bertugas di depan kantor Gubernur Riau, Jalan Sudirman, Pekanbaru. Saat itu dia tengah mengatur lalulintas jalan pada November 2017. Dia melihat sekelompok warga sedang meminta bantuan pembangunan sekolah.

Tercetus di benak Ralon. Dia harus mewujudkan keinginan anak-anak di Desa Batu Sasak untuk memperoleh ilmu dengan bersekolah.

Perhiasan emas milik istrinya ikut disumbangkannya saat mengetahui sekolah dibangun atas swadaya masyarakat dan masih mengalami kekurangan dana.

Kondisi tersebut mengingatkannya pada pengalaman masa kecil. Dulu dia harus berjalan kaki belasan kilometer untuk bersekolah bersama-sama dengan anak-anak Suku Sakai di pelosok Kabupaten Siak, SDN 058 Kandis.

Ralon tak ingin pengalamannya dialami juga oleh anak-anak tersebut. Karena itu, dia bertekad membantu membangun sekolah di Dusun Sialang Harapan secara permanen. Setelah dihitung-hitung, jumlah dana dibutuhkan Rp14,5 juta.

"Padahal, uang sumbangan baru terkumpul Rp12,5 juta. Ada kekurangan Rp2 juta. Saya ngomong dengan istri, bagaimana jika kita jual untuk menutupi kekurangan biaya pembangunan. Istri setuju perhiasan emasnya dijual, kata Ralon.(merdeka)

Terkini