Zainal Arifin: Musim Panas Kabut Asap, Musim Hujan Kebanjiran

Selasa, 03 Desember 2019 | 11:08:54 WIB
Kondisi banjir di Kota Pekanbaru.

Iniriau.com, PEKANBARU - Memasuki puncak musim hujan kedua tahun 2019, sejumlah daerah terutama yang rawan banjir diminta untuk siaga termasuk warga Kota Pekanbaru. 

Bahkan salah seorang anggota DPRD Pekanbaru dari daerah pemilihan Tampan, Zainal Arifin mengaku miris ketika melihat kondisi  Pekanbaru yang dilanda bencana asap saat musim panas dan bencana banjir saat musim hujan.

Setiap tahunnya, kedua musim tersebut yakni asap dan banjir hampir selalu terjadi sehingga membuat aktivitas  masyarakat menjadi terganggu. Meski sejumlah upaya telah dilakukan, namun terkesan sia-sia karena kejadian yang sama terus terulang kembali. 

Anggota DPRD Pekanbaru dari Fraksi Gerindra, Zainal Arifin mengatakan, bencana asap dan banjir yang terjadi membuat citra atau imej Pekanbaru sebagai Ibukota Provinsi Riau menjadi tercoreng. Menurutnya, perlu penanganan serius yang dilakukan Pemerintah Kota Pekanbaru serta koordinasi yang baik bersama Pemprov Riau dan pemerintah pusat.

"Saya juga heran, Pekanbaru malah selalu di cap memiliki 2 musim yakni musim asap dan musim banjir. Kalau musim panas, semua pada pakai masker karena banyak asap. Nah kalau hujan sebentar aja, langsung banjir. Ini yang sama-sama harus kita cegah, malu juga kan di cap atau dituding seperti itu. Cobalah kita duduk bersama dan saling berkoordinasi, saya yakin pasti ada solusi," ungkap Zainal Arifin kepada Iniriau.com, Selasa (3/12/2019).

Meski pemerintah kerap mengklaim bahwa bencana asap merupakan kiriman dari daerah luar Pekanbaru, namun bencana banjir bukanlah kiriman dari luar namun asli berasal dari Pekanbaru. Pasalnya, banjir yang terjadi diduga karena master plan terhadap penanganan banjir tak kunjung dirampungkan dan dilaksanakan.

"Master Plan atau rencana induk terhadap penanganan banjir sejak tahun 2005 lalu, pada zaman Pak Herman Abdullah jadi Walikota Pekanbaru sudah disusun. Namun itu butuh perbaikan, karena sudah tidak relevan lagi untuk digunakan pada saat ini. Jika tidak segera direvisi atau diperbaiki, ya kapan mau bebas banjirnya," tambah Zainal. 

Pada tahun 2020 mendatang, anggaran untuk pencegahan dan penanganan bajir di Pekanbaru terbilang sangat minim. Bahkan ironisnya, anggaran untuk pengelolaan sampah justru jauh lebih besar ketimbang penanganan banjir. 

Melalui kesempatan ini, Zainal juga menghimbau masyarakat agar kembali aktif melakukan kegiatan gotong royong (goro) massal di kawasan pemukiman untuk melancarkan aliran parit atau drainase yang tersumbat sampah dan pasir. Terlebih lagi, kasus Deman Berdarah Dengue atau DBD kembali marak terjadi dan telah memakan sejumlah korban jiwa. ** 
 

Terkini