Pekanbaru,RidarNews.com - Ibarat sebuah lukisan, kemegahan terminal bus Bandar Raya Payung Sekaki Pekanbaru, hanya elok dipandang dari jauh.
Sebab, jika sudah dekat, apalagi masuk ke dalam terminal tipe A yang dibangun Pemerintah Kota Pekanbaru itu, suasana sangat jauh dari kesan megah.
Sebab, selain tidak terawat dan kotor. Dibeberapa bagian terminal sudah tak difungsikan sebagaimana mestinya.
Bahkan, sejak Januari 2017 pengelolaan terminal BRPS diambil alih oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan, sebagian sudah berubah menjadi pasar bongkar muat sayur mayur. Lengkap dengan kios-kios (lapak) yang terbuat dari kayu beratap terpal berwarna biru.
Kehadiran pasar bongkar muat sayur ini, semakin menegaskan bergesernya fungsi terminal bus tersebut.
Selain berfungsi ganda, yakni terminal bus sekaligus pasar sayur.
Areal parkir yang disediakan untuk bus angkutan jalan antar provinsi (AJAP) dan angkutan jalan dalam provinsi (AJDP), itu juga menjadi kandang bus kota trans metro (bus hibah dari Kementerian Perhubungan).
Koodinator Terminal Tipe A Bandar Raya Payung Sekaki (BRPS) Kota Pekanbaru, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan, Achmad Juli Wira Bhakti ketika dikonfirmasi, tak menampik kondisi terminal yang dikelolanya berfungsi ganda.
Menurutnya, kondisi ini terjadi karena belum seluruh bus angkutan jalan antar provinsi (AJAP). Demikian juga dengan angkutan jalan dalam provinsi (AJDP) yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota Pekanbaru dan Provinsi untuk mengaturnya agar berkantor dan parkir dalam terminal.
Terkait tak taatnya AJAP dan AJDP berkantor, parkir dan menaik turunkan penumpang dalam terminal, karena minimnya koordinasi Organda Kota Pekanbaru dan Pemerintah Kota Pekanbaru.
"Dari mulai januari 2017 terminal di pegang Kementerian Perhubungan alhamdulillah sudah ada perubahan seperti bus sudah masuk ke terminal. Tetapi, yang masih membandel AJDP, karena mereka masih wewenang Kota maupun pihak Provinsi.
Dijelaskan Wira, terkait sulitnya bus AJDP ini, pihaknya meminta Organda harus bersinergi dengan pihaknya,
"Seharusnya pihak Organda jangan tinggal diam saja melihat bus nya hingga kini masih sulit untuk masuk ke dalam terminal. Hendaknya, selaku perpanjangan para pemilik bus, harusnya berkoordinasi dengan kita agar terminal ini berjalan efektif sesuai peruntukannya," katanya.
Sementara terkait pasar sayur dalam terminal, Wira Bhakti mengaku sudah menyurati atasannya di Jakarta. (Kementerian Perhubungan).
Sebuah sumber yang henggan disebutkan namanya, jumlah pedagang pasar sayur itu semakin hari semakin banyak.
"Saya tau pasar itu, tetapi dalam pengelolaan saya tidak tau dan saya juga sudah surati pemerintah kota Pekanbaru terkait pasar itu. Selain itu, saya juga sudah melaporkan hal ini ke Kementrian Perhubungan di Jakarta," katanya.
Kendati pasar tersebut berada diareal terminal yang menjadi tanggungjawabnya, Wira justru mengatakan bahwa yang lebih berwenang masalah pasar sayur tersebut adalah Dinas Pasar Kota Pekanbaru.
"Masalah pasar (Pasar sayur) dalam terminal itu bukan kewenangan saya, tapi kewenangan Dinas Pasar," tegasnya. (Rudi)