Iniriau.com, PEKANBARU – Sebanyak 30 orang Penyidik/Penyidik Pembantu dari 12 Polres dan anggota Ditreskrimsus Polda Riau, mengikuti pelatihan Tindak Pidana Terhadap Rupiah yang digagas oleh Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Riau, Kamis (25/02). Pelatihan tersebut bertujuan, untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia bagi para Penyidik/Penyidik Pembantu dalam penanganan tindak pidana terhadap Rupiah.
Kegiatan pelatihan dibuka oleh Kapolda Riau - Irjen Pol Agung Setya, serta didampingi oleh Decymus selaku Kepala Perwakilan BI Provinsi Riau. Pelatihan yang berlangsung selama 2 hari tersebut, diadakan di aula gedung Perwakilan BI Provinsi Riau.
Deputy Bank Indonesia Kantor Perwakilan Riau, Asral Mashuri mengatakan, pelatihan ini setiap tahunnya selalu rutin dilaksanakan bekerjasama dengan Polda Riau. Ada sejumlah materi pelatihan yang diberikan, dengan metode tatap muka dan daring.
“Sesuai dengan nota kesepahaman kerjasama antar lembaga Polri dan Bank Indonesia, salah satunya terkait peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Ada 3 materi pelatihan yang diberikan, meliputi ciri-ciri keaslian uang Rupiah, kewajiban penggunaan mata uang Rupiah, Tindak pidana Rupiah. Selain itu, juga diberikan pengetahuan terkait kegiatan aktivitas valuta asing, APU PPT (Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme), dengan menghadirkan narasumber Bank Indonesia Riau, Kantor Pusat Bank Indonesia Jakarta dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK),” ungkap Asral.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia, Decymus mengatakan, dalam menjaga kestabilan nilai rupiah, Bank Indonesia selalu bekerjasama dengan pihak kepolisian. Mengenal keaslian uang rupiah, bisa dilakukan dengan 3 cara yakni preventif, preemtif dan represif.
Kita selalu melakukan pemantauan, terhadap peredaran uang palsu di Riau. Edukasi kepada masyarakat dalam mengenal keaslian rupiah, terus dilakukan dengan berbagai macam cara. Masyarakat bisa mengenali uang palsu hanya dengan metode 3 D yakni dilihat, diraba dan diterawang, sebetulnya sudah cukup bagus,” ungkap Decymus.
Kapolda Riau, Irjen Pol Agung Setya mengatakan, peningkatan kemampuan terhadap keaslian rupiah bagi para Penyidik/Penyidik Pembantu sangat dibutuhkan karena akan bermuara kepada pekerjaan yang profesional. Beruntung, kasus uang palsu di Riau cukup rendah jika dibandingkan dengan daerah lain.
“Melalui pelatihan ini saya berharap, Penyidik/Penyidik Pembantu Polda Riau dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia bagi Penyidik/Penyidik Pembantu dalam penanganan tindak pidana terhadap Rupiah, maupun memahami ciri-ciri keaslian uang Rupiah. Meski kasus uang palsu di Riau rendah, namun masyarakat jangan coba-coba memalsukan uang rupiah menggunakan mesin printer yang super canggih karena bisa berujung pidana,” beber Kapolda. **