Iniriau.com, Teluk Kuantan - Akhirnya pembanguan Objek Wisata Air Panas di Desa Sungai Pinang Kecamatan Hulu Kuantan 100 persen selesai dibangun sejak 19 Februari lalu, dan tinggal diresmikan oleh Pemkab Kuansing.
" InsyaAllah tanggal 3 maret 2021 nanti kita resmikan," kata Febri selaku Kabid SDA, kepada media beberapa hari yang lalu.
Febri mengatakan, hal ini memang baru sebatas rencana, karena Pemkab Kuansing masih bekoordisasi dengan bagian umum terkait jadwal peresmian Air Panas ini.
" Jika suda final dengan bagian umum kita lansung laksanakan peresmiannya" tegas Febri.
Ditanya terkait pengelolaan Objek Wisata Air Panas ini, Febri menjelaskan, untuk pengelolaan diserahkan sepenuhnya ke Dinas Pariwisa, sesuai karena kewenangan mereka.
" Sedang dalam pembahasan, kalau Air Panas itu dianggap Objek Wisata, maka yang mengelola Dinas Pariwisata. Tapi kalau air panas itu sebagai mata air yang perlu dilindungi dan dipelihara, maka PUPR bidang SDA yang akan mengelola," papar Febri.
Seorang tokoh masyarakat Desa Sungai Pinang M.Zen Bakri menceritakan sedikit sejarah tentang air panas, menurutnya, air panas ini di kenal masyarakat Kuantan dengan sebutan 'ayie angek'.
Dari dulu objek air panas ini merupakan tempat para leluhur nasyarakat Kuantan tempat untuk berobat segala macam penyakit kulit.
" Ini memiliki sejarah yang unik, di tepi sungai Batang Balui ini ditemukan mata air panas dan air panas ini mengalir ke Sungai Batang Balui," kata M Zen Bakri yang akrap di sapa Eseng.
Eseng menyampaikan, dari dulu air panas ini sudah di kenal, baik wisata dari rantau Kuantan, bahkan dari manca negara sudah pernah berkunjung.
" Alhamdulillah saat ini air panas sudah mendapat perhatian pemerintah, baik jalan maupun bangunannya," pungkasnya.
Eseng juga menjelaskan, air panas ini terleketak di tanah suku datuak pakomo atau yang di kenal suku kampuang baronam, dan ini merupakan milik cucu keponakan dari datuak pakomo.
" Saya berharap dengan di bangunnya air Panas ini masyarakat yang hadir bisa menjaga bangunan dan kelestarian air panas ini, terutama pada masyarakat tempatan, baik Desa Sungai Pinang dan Desa Tanjung," tutupnya.**