Iniriau.com, Pekanbaru - Panglima Daerah Militer Pangdam Bukit Barisan (Pangdam BB) Mayjen Hasanuddin sudah mendengarkan klarifikasi terkait pemberitaan penjualan mobil dinas milik TNI di salah satu showroom di Pekanbaru.
Reaksi perwira berbintang dua yang membawahi empat wilayah militer saat menanggapi soal adanya pemberitaan disalah satu online di Pekanbaru, ternyata hanya cuma senyum-senyum saja.
"Begitu berita itu keluar, saya langsung lapor ke Pangdam. Ternyata bapak Pangdam juga sudah dapat berita itu. Beliau malah senyum menanggapi berita itu," kata Danrem 031/WB Brigjen TNI Muhammad Syech Ismed, Senin (15/3/21) di kantornya, saat menceritakan perihal klarifikasinya ke Pandam BB, terkait pemberitaan penjualan mobil dinas TNI di wilayahnya.
Menurut Danrem, Pangdam bahkan heran soal berita yang dinilai tak didasari data dan fakta tersebut. Meski begitu, Pangdam pun tetap mengapresiasi upaya klarifikasi dari Danrem WB, atas pemberitaa berujung fitnah itu.
"Kata beliau apa kaitannya, dengan mobil yang sudah dilelang dengan kamu. Saya bilang, siap Panglima, bahwa saya ingin mengklarifikasi soal berita ini saja, yang memang tidak benar dan tidak didasari fakta," papar Danrem.
Sebaliknya, Pangdam pun menyerahkan kepada Danrem agar dapat menyelesaikan masalah pemberitaan tersebut, karena telah membawa nama intitusi TNI. Hal ini diharapkan tak kembali terulang.
"Saya diminta menyelesaikan masalah ini, sebaik mungkin termasuk bagaimana hal ini tak kembali terulang. Prinsipnya saya tetap butuh media, untuk mengoreksi saya. Tapi, sesuai jalurnya, data dan fakta tentu harus diutamakan," ujar mantan Danrem 101/Antasari, Kalimantan Selatan ini.
Seperti diketahui, dari pemberitaan salah satu media online sebelumnya, bahwa adanya penjualan salah satu mobil aset milik TNI Jenis Reo M-35 di showroom mobil bekas di Jalan Soekarno Pekanbaru.
Muhammad Syech yang merupakan putra asli Riau, anak laki-laki almarhum Ismed Harunsyah yang pernah menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Riau periode tahun 1990-an lalu itu, menegaskan bahwa mobil dinas itu tidak lagi menjadi aset TNI. Karena sudah dilelang pada tahun 2015 lalu. Sehingga pemberitaan yang di publikasikan sebagai aset atau milik TNI itu tidak benar.**