Begini Kronoligis Penganiayaan Anggota DPRD Pekanbaru Versi Ketua SOKSI Riau

Jumat, 03 September 2021 | 21:28:45 WIB
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (Depidar) Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) Riau Ridwan GP

Iniriau.com, PEKANBARU - Kasus kekerasan yang dialami anggota DPRD Kota Pekanbaru Ida Yulita Susanti dan anaknya berinisial FC oleh warg, Kamis (2/9) kemarin menimbulkan ragam versi. Diantaranya, Ida yang juga anggota Partai Golkar disebut "menyerang" rumah warga, yang kemudian terjadi keributan dan penganiyaan.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah (Depidar) Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) Riau Ridwan GP, didampingi Wakil Sekjennya, Armansyah turut meluruskan kronolgis peristiwa, yang terjadi di Jalan Irkab. Ridwan menyatakan merasa prihatin dan ingin menjelaskan peristiwa seaungguhnya, setelah mendengarkan langsung semua persoalan dari Ida, yang juga Ketua SOKSI Kota Pekanbaru.

"Saya prihatin. Tidak ada membawa rombongan, apalagi berniat menyerang," kata  Ridwan, Kamis (2/9/21).

Menurut Ridwan, kronologis berawal ketika FC, merupakan anak Ida mengendarai mobil di Jalan Arifin Achmad, Rabu (2/9/21) malam lalu,  menemui temannya yang ada di Radja Coffe.  Saat itu, cuaca sedang hujan dan sebagian jalan tergenang.

Arus kendaraan di Jalan Arifin Achmad sedang macet. Lalu setelah kendaraan mobil dibawa anak Ida mendekati Radja Coffe, lalu memukul-mukul mobil. Pengendara motor ini juga meminta agar anak Ida berhenti.

Kemudian lanjut Ridwan, FC turun dan menanyakan perihal kenapa mobilnya dipukul. Pengendara motor mengaku, kakinya terlindas. Saat ditanya, kaki yang mana terlindas, tanpa memberikan jawaban lagi, pengendara motor langsung melakukan pememukulan.

"Dibilang pengendara motor, mobil bapak melindas kaki saya. Waktu ditanya kaki yang mana, belum dijawab, sudah dipukul, dadanya," papar Ridwan.

Setelah pemukulan terjadi, sempat terjadi perdebatan dan berupaya menghindar sambil menuju Radja Coffe tak jauh dari kejadian. Namun, FC terus dikejar oleh pengendara motor tersebut.

Di lokasi ini, FC kemudian menelpon ibunya, memberi tahu masalah dialaminya. Tak lama kemudian, ibu dan ayah FC, Ida Yulita dan Nasir pun datang.

"Waktu Ida datang ke lokasi kejadian dengan suaminya. Kemudian setelah mendengar persoalan dan mengajak anaknya ke rumah sakit, terlihatlah si pemukul itu setelah diberi tahu anaknya Ida itu," jelas Ridwan.

Saat itu, si pemukul justru lari menuju Jalan Irkab, yang letaknya bersebalahan dengan Radja Coffe. Kemudian diketahui, pengendara motor yang memukul ternyata lari menuju rumah, yang juga kebetukan tidak jauh dari lokasi keributan.

Ida, suaminya dan anaknya pun menuju rumah yang telah memukul anaknya tersebut.

"Nah disini masalah berawal. Entah apa yang disampaikan pengendara motor itu dengan orang tuanya di rumah, saat pintu rumah dibuka langsung teriak-teriak kepada Ida yang saat itu masih diteras," ungkap Ridwan.

Tak lama kemudian, pengendara motor tersebut dan temanya datang membawa parang. Benda tajam itu bahkan sempat diarahkan ke Ida.

"Kemudian, anak ini keluar dari rumah membawa parang, temannya bawa linggis. Waktu itu, hanya ada anaknya dan Ida. Sedangkan suaminya masih di mobil, sedang memarkirkan mobil. Tiba-tiba diseranglah oleh pemukul dan teman-temannya," cerita Ridwan.

Lanjut Ridwan lagi, Ida sampai tersungkur setelah dinjak-injak begitu juga anaknya. Namun, anaknya FC, berusaha melindungi ibunya dengan cara mendekap. Beruntung ada warga yang datang menolon membawanya ketempat lain. Ida kemudian melaporkan penganiyaan dirinya dan anaknya ke aparat kepolisian.

"Bayangkan, seorang perempuan dinjak-injak sampai begitu," kata Ridwan lagi.

Tak hanya itu, warga lainnya juga ikut menghakimi suami Ida, yang saat itu masih di mobil. Diminta keluar, namun tak diindahkan, karena melihat warga terlihat emosi.

"Tak mungkin keluar, karena tak mungkin menjelaskan situasi seperti itu," ungkap Ridwan.

Lebih lanjut, Ridwan pun menyatakan bahwa persoalan kejadian yang menimpa Ida dan anaknya banyak tak sesuai fakta. Sehingga ada upaya memutar balikan fakta, seolah-olah kasus penganiyaan berawal karena dirinya yang melabrak warga, kemudian membawa rombongan lalu memancing amarah.

"Ibu Ida sampai sekarang masih trauma. Karena itu, kami merasa prihatin atas penganiyaan ini. Ditambah berita yang diputar balikan, seolah-olah ibu Ida lah yang menyerang," tutup Ridwan.** 

Terkini