Dinas PMD Bengkalis Ancam PHK 20 Tenaga Pendamping Desa

Selasa, 25 Januari 2022 | 13:09:46 WIB

Iniriau.com, BENGKALIS – Komisi I DPRD Bengkalis meminta Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Kabupaten Bengkalis agar tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) sekitar 20 tenaga pendamping desa ekonomi (PDE) yang ditempatkan di desa-desa. Permintaan itu menyusul ancaman PHK yang dilontarkan Dinas PMD karena dari evaluasi kinerja 2021 nilainya dibawah 60.

Hal ini diutarakan Anggota Komisi I, Sanusi saat hearing dengan Dinas PMD terkait surat permohonan klarifikasi dari Gabungan Sahabat Pendamping Desa Ekonomi (GSPD) kepada Dinas PMD yang ditembuskan ke Komisi I.

Bahkan, anggota Fraksi PKS ini menilai kebijakan Dinas PMD mem-PHK 20 PDE sangat tidak tepat, dan bukan solusi. Sebab, pekerjaan tersebut masih ada atau masih berlangsung. Selain itu, merekrut tenaga PDE salah satu cara Pemda menyerap tenaga kerja dalam menopang ekonomi masyarakat dalam situasi Covid-19 seperti saat ini.

Untuk itu, Sanusi mendesak Dinas PMD melakukan pembinaan memotivasi PDE agar kinerjanya meningkat, bukan mem-PHK.

Hal ini ungkapan Sanusi saat dihubungi wartawan melalui telepon seluler terkait hasil  Hearing antara DPRD dengan Dinas PMD Kabupaten Bengkalis, Senin (24/1/22) kemarin.

Dikatakan Sanusi, sebelumnya Gabungan Sahabat Pendamping Desa Ekonomi (GSPD) Nilai Bawah 60 mengirim surat ke Dinas PMD Bengkalis meminta klarifikasi terkait surat edaran hasil evaluasi pendamping desa tahun 2021 yang ditembuskan ke Komisi 1.

“Kami hearing dengan PMD menanyakan hal itu (merumahkan 20 PDE), ternyata benar, jadi nilai yang 60 kebawah tidak diperpanjang kontraknya. Karena berdasarkan hasil dari evaluasi yang dilakukan oleh dinas PMD” beber anggota Fraksi PKS yang akrab disapa Yung Sanusi.

Sanusi menegaskan, evaluasi tersebut untuk meningkatkan kinerja para pendamping desa, bukan malah mencari pembenaran untuk menyingkirkan orang-orang itu dengan alasan memiliki nilai dibawah 60.

"Mem-PHK mereka bukan solusi. Apalagi, dimasa pandemi covid-19 saat ini mencari pekerjaan tergolong sulit. Sementara mereka (20 orang) itu, sangat membutuhkan pekerjaan untuk menghidupi keluarga. **

Terkini