Tahun 2021, Kinerja Industri Jasa Keuangan di Riau Stabil

Kamis, 03 Februari 2022 | 21:51:26 WIB
Kepala OJK Riau, Muhammad Lutfi (Ist)

Iniriau.com, PEKANBARU - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Riau mencatat, hingga Desember 2021 stabilitas sektor keuangan di Provinsi Riau terjaga. Hal itu dikatakan oleh Kepala OJK Riau, Muhammad Lutfi melalui kegiatan Kantor OJK Provinsi Riau Ngopi Bareng Wartawan, Kamis (03/02).

Dia mengatakan, kondisi itu dapat dilihat dari kinerja industri jasa keuangan yang terus membaik.

“Hal ini juga ditunjang kerja pengaturan dan pengawasan serta kebijakan OJK yang solid serta kondisi perekonomian yang mulai membaik,” katanya.

Dikatakan, di sektor perbankan, secara nasional, Aset Perbankan (kecuali BPR dan BPRS) tumbuh 10,19% (yoy) menjadi Rp 10.112 T. Intermediasi perbankan selama Tahun 2021 mencatatkan tren perbaikan daripada tahun sebelumnya, dengan kredit tumbuh positif 5,24% (yoy) menjadi Rp 5.768 triliun.

Sedangkan untuk Dana Pihak Ketiga (DPK) juga tercatat tumbuh positif, bahkan tumbuh double digit sebesar 12,21% (yoy) menjadi Rp 7.479 triliun. Dijelaskan Lutfi, untuk di sektor pasar modal, secara nasional kondisinya telah pulih seperti pada level sebelum masa pandemi. Hal ini ditunjukkan dengan IHSG yang sudah mencapai 6.693 pada tanggal 14 Januari 2022.

Angka ini jauh di atas IHSG pada masa pandemi Covid-19 dimulai pada 2 Maret 2020, yakni 5.361,25. “Capaian indeks ini merupakan peringkat ke-3 terbaik di Asia,” tuturnya. Sedangkan khusus di Provinsi Riau, jumlah investor di pasar modal melonjak signifikan menjadi 133.636 investor di akhir 2021 lalu, atau naik naik 99% dibanding 2020. Dari sisi transaksi saham mencapai Rp3.476,57 miliar pada posisi Desember 2021.

Instrumen reksadana masih menjadi primadona para investor. Jumlahnya mencapai 122.244 investor reksadana. Sedangkan untuk jumlah investor saham sebanyak 63.801 orang dan sisanya merupakan investor Surat Berharga Negara (SBN). Selanjutnya kinerja baik juga tercatat pada sektor IKNB. Kata Lutfi, OJK mencatat kinerja Perusahaan Pembiayaan (PP) di Provinsi Riau posisi Desember 2021 berhasil menyalurkan pembiayaan dengan total Rp13,65 triliun. “Jumlah ini naik 10,76% (yoy) dibanding posisi Desember 2020,” terangnya.

Tingkat Non Performing Financing (NPF) juga mengalami perbaikan Rp 219 miliar atau turun -35,83% (yoy) dibanding posisi Desember 20020. Secara prosentase NPF perusahaan pembiayaan terjaga pada posisi 1,61%. Jumlah kontrak yang berhasil dihimpun oleh perusahaan pembiayaan sebanyak 1.354.482 kontrak. Sementara itu, untuk kinerja perusahaan asuransi di Riau, pada posisi triwulan III/2021, kinerja asuransi jiwa memiliki 680.980 polis, dengan premi Rp 1,64 triliun dan klaim sebesar Rp 1,2 triliun. Sedangkan untuk asuransi umum memiliki 365,343 polis dengan Premi Rp 849 miliar dan jumlah klaim sebesar Rp 203 miliar. Sedangkan di sektor industri Peer to Peer Lending alias Pinjol, menjadi salah satu alternatif sumber pembiayaan bagi masyarakat. Hingga Desember 2021, di Provinsi Riau terdapat 11.132 rekening yang bertindak sebagai lender dan 576.252 rekening yang bertindak sebagai borrower.

“ Dari segi nilai, akumulasi dana yang diberikan oleh lender adalah senilai Rp 749,39 miliar dan akumulasi nilai pinjaman oleh borrower adalah sebesar Rp 2.701 miliar,” terangnya. **

Terkini