Kabar Baik, Pemerintah Beri Peluang Masyarakat Urus Kebun Sawit Masuk Kawasan Hutan

Kamis, 10 Maret 2022 | 07:58:39 WIB
Gubernur Riau Syamsuar - (foto: internet)


iniriau.com, BENGKALIS- Kabar baik bagi petani sawit yang lahannya teridentifikasi masuk kawasan hutan. Pasalnya pemerintah akan membantu perkebunan petani sawit  menyelesaikan persoalan ini. Dimana petani diarahkan untuk mengurus izin lahan perkebunannya ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI. 

Kabar baik tersebut tidak hanya bagi petani, Namun juga perusahaan yang juga memiliki kebun sawit yang masuk dalam kawasan hutan. Pemerintah memberi kesempatan mengurus perizinan dalam kurun waktu satu tahun. Jika tidak, maka kebun sawit akan dianggap ilegal. 

Hal ini disampaikan Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar saat menghadiri acara di Bengkalis, Rabu (9/3/2022). Untuk itu Gubri mengimbau petani sawit Riau yang lahannya masuk ke dalam kawasan hutan agar memanfaatkan peluang tersebut. 

"Untuk itu, kami menghimbau masyarakat dan perusahaan
yang kebun sawitnya masuk dalam kawasan hutan segera mengurusnya. Pasalnya hanya  diberikan kesempatan  dalam waktu satu tahun," kata Syamsuar  Rabu (9/3/2022). 

Dikatakan Syamsuar, menurut catatan Kementerian LHK, luas lahan perkebunan sawit di Indonesia yang terlanjur ditanam oleh petani dalam kawasan hutan yakni 3,5 juta hektar. Sedangkan luas lahan di Riau yang terlanjur ditanam petani sebanyak 1,8 juta hektar, dan 141.000 hektar terdapat di Kabupaten Bengkalis. 

Syamsuar mengimbau bupati, camat atau pejabat di daerah untuk membantu petani yang ingin mengurus perizinan tersebut. Dikarenakan kepengurusannya harus di Kementerian LHK, Syamsuar menyebut Dinas LHK Provinsi Riau bisa membantu proses perizinannya hingga ke Kementerian LHK. 

"Pak camat atau pejabat di daerah tolong bantu petani kita untuk mengurus perizinan kebun sawitnya yang masuk dalam kawasan hutan. Tapi syaratnya satu petani hanya bisa mengurus kebun seluas 5 hektar. Jangan lebih, kalau lebih kena denda administratif, bayar ke pemerintah," jelas Syamsuar.

Hal itu bertujuan dalam rangka menyelesaikan dan memberikan perlindungan hukum atas hak-hak masyarakat dalam kawasan hutan yang menguasai tanah di kawasan hutan. 

"Saya tidak mau ada masyarakat kita berkebun secara ilegal. Saya ingin petani selamat agar nanti kebunnya berhasil dan bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat, tentunya yang betul-betul diakui oleh pemerintah," ucap Syamsuar.**

Terkini