Iniriau.com, Jakarta - Para bupati di Indonesia yang daerahnya merupakan penghasil sawit, Selasa (7/6/22) di Jakarta melakukan deklarasi dibentuknya Asosiasi Kabupaten Penghasil Sawit Indonesia (AKAPSI). Organisasi ini diinisiasi oleh Intsiawati Ayus (IA), legislator perempuan asal Riau.
IA berpandangan, sudah saatnya daerah masyarakat penghasil sawit mendapatkan nilai tambah dari bagi hasil sawit.
"Kita berharap dengan terbentuknya AKAPSI daerah penghasil sawit mendapat manfaat dan nilai lebih, baik untuk masyarakatnya maupun pendapatan daerah. Kita menyadari perkebunan sawit mampu menyerap lapangan kerja, serta pengolahan produk turunannya. Dalam rangka itu AKAPSI membuka diri untuk bekerja sama dengan pihak manapun, untuk bersama-sama membangun daerah, msyarakat dan petani sawit," demikian tutur IA.
Ada beberapa latar belakang, visi dan misi, yang menjadi dasar dibentuknya AKAPSI, yakni :
1. Indonesia telah dikaruniai Tuhan YME memiliki tanah subur dan melimpah sinar matahari sehingga menjadi produsen terbesar kelapa sawit (selanjutnya disebut sawit) di dunia. Saat ini ada sekitar 15,08 juta hektar yang tersebar di 152 kabupaten dengan produksi 49,7 juta ton pada 2021 menguasai sekitar 54 persen dunia telah berperan penting dalam perekonomian nasional.
2. Mempertimbangkan sawit sebagai komoditas strategis dan unggulan Indonesia serta sebagai anugerah illahi, perlu dikelola dengan baik dan benar sesuai amanah konstitusi dan ketentuan yang berlaku untuk dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat, bangsa dan negara. Untuk itu kami para Bupati yang wilayahnya memiliki kawasan perkebunan sawit sepakat membentuk organisasi Asosiasi Kabupaten Penghasil Sawit Indonesia (AKAPSI).
3. AKAPSI adalah mitra strategis Pemerintah Pusat dan para pemangku kepentingan (stakeholders) dalam pengelolaan dan pengembangan sawit. Untuk itu AKAPSI mendukung penuh dan setuju langkah pemerintahan Presiden Jokowi melaksanakan audit menyeluruh terhadap terhadap perkebunan sawit di seluruh Indonesia sebagai bentuk penataan dan penertiban serta solusi terhadap berbagai persoalan yang ada dengan tujuan dan harapan pengelolaan dan pengembangan sawit di Indonesia akan menjadi lebih baik, benar dan berkelanjutan.
4. Menyadari perkebunan sawit memiliki kemampuan membuka lapangan pekerjaan serta pengolahan produk hingga produk turunannya telah menjadi bahan kebutuhan pokok masyarakat luas, AKAPSI terbuka dan menyambut kerjasama dengan pihak swasta penanam modal untuk bersama-sama menyejahterakan masyarakat dan petani, membangun daerah serta mengutamakan dan berpihak kepada kepentingan nasional.
Visi: sebagai organisasi strategis dalam pengembangan dan pengeloaan sawit hingga pemanfaatan produk dan produk turunannya untuk pembangunan daerah dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Misi :
a. Mitra strategis pemerintah pusat dan stakeholders di bidang sawit.
b. Wadah Pemerintah Kabupaten memperjuangkan bagi hasil perkebunan.
c. Wadah Pemerintah Kabupaten menegakkan regulasi yang berpihak kepada daerah penghasil sawit.
d. Wadah meningkatkan masyarakat di areal perkebunan sawit.
Hal-hal terkait penyempurnaan Visi dan Misi serta pembentukan alat kelengkapan organisasi akan dilakukan secara musyawarah dan kekeluargaan dalam Musyawarah Nasional I yang akan dilaksanakan pada bulan Juli 2022 di Jakarta.
Jakarta, 7 Juni 2022
Para Pendiri :
1. Bupati Seruyan, Kalimantan Tengah
2. Bupati Rokan Hilir, Riau
3. Bupati Kampar, Riau
4. Bupati Nagan Raya, Aceh
5. Bupati Lamandau Kalimantan Tengah
6. Bupati Sukamara, Kalimantan Tengah
7. Bupati Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan
8. Bupati Labuan Batu Selatan, Sumatera Utara
9. Bupati Labuan Batu Utara, Sumatera Utara
10. Bupati Pasaman Barat, Sumatera Barat
11. Bupati Tebo Provinsi Jambi
12. Bupati Aceh Tamiang Provinsi Aceh
13. Dr. Intsiawati Ayus, SH. MH
14. Muhammad Asri Anas
15. H. Surta Wijaya, SPd, MPd. (Ketua Umum DPP APDESI).**