PT Angkasa Pura I Ungkap Penyebab Naiknya Harga Tiket Pesawat Saat Nataru

Kamis, 15 Desember 2022 | 11:15:02 WIB
Bandara Soekarno Hatta (foto:net)

iniriau.com, JAKARTA - Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero), Faik Fahmi khawatir akan terjadi kenaikan harga tiket pesawat selama periode Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 atau Nataru 2023. Hal ini terjadi karena sedikitnya jumlah pesawat yang beroperasi pada periode saat ini.

Menurut data, saat ini ada 402 pesawat yang dioperasikan. Angka ini baru sekitar 62 persen dari jumlah pesawat yang beroperasi pada periode Nataru 2019, sebelum pandemi Covid-19.

"Ini saya kira yang akan menjadi isu dalam pelaksanaan Nataru, kemungkinan keterbatasan jumlah pesawat sehingga menimbulkan harga tiket cenderung tinggi karena demand-nya kuat tapi pesawat yang dioperasikan masih sangat terbatas," ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (14/12).

Faik mengungkap, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Kementerian Perhubungan. Tujuannya dalam mengantisipasi kenaikan harga tiket saat Nataru 2023.

"Ini juga jadi isu yang kemarin dibahas dengan Kemenhub, kita diminta untuk memastikan agar bisa menjaga tarif batas atas," ujarnya.

Faik menegaskan, AP I turut diminta untuk mengontrol agar tiket tidak melambung tinggi dari batas atas yang sudah ditetapkan. "Jadi kita diminta ikut mengontrol tarif batas atas agar harga tiket tidak dijual terlalu mahal atau melewati batas yang sudah ditetapkan oleh Kementerian Perhubungan," sambung Faik.

Jumlah Pesawat yang Beroperasi

Menurut data yang dimilikinya, ada sekitar 402 pesawat yang akan beroperasi pada periode Nataru 2023 ini. Angka ini masih lebih rendah ketimbang pesawat yang beroperasi saat sebelum pandemi Covid-19.

"Dari sisi jumlah armada yang dioperasikan, saat ini ada problem terkait keterbatasan jumlah pesawat yang dioperasikan karena masih terkena dampak pandemi," kata dia.

"Jadi dalam Nataru ini ada 402 unit pesawat yang akan digunakan untuk melayani kegiatan Nataru. Dan kalau dibandingkan tahun 2019 itu ada sekitar 650 pesawat. Jadi ini hanya sekitar 62 persen dari dari sebelum pandemi," papar Faik Fahmi.

Sementara pesawat yang beroperasi yaitu, Garuda Indonesia (GA) 55 Unit, Lion Air (JT) 91 Unit, Citilink (QG) 48 Unit, Pelita Air (IP) 3 Unit, Batik Air (ID) 63 Unit, Susi Air (SI) 24 Unit, AirAsia (QZ) 17 Unit,  dan Sriwijaya Air (SJ) 5 Unit. Selanjutnya Nam Air (IN) 2 Unit, Trans Nusa (8B) 3 Unit, Wings Air (IW) 50 Unit, Trigana Air (IL) 4 Unit, dan Super Air Jet (IU) 37 Unit.**

Sumber: Merdeka.com

Terkini