iniriau.com, PEKANBARU - Dua kelompok mahasiswa, yakni dari Universitas Islam Riau (UIR) dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Pekanbaru, menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Riau, Jalan Sudirman, Pekanbaru. Mereka turun ke jalan sebagai bentuk protes terhadap kebijakan pemerintah pusat yang dinilai tidak berpihak kepada rakyat.
Meski hadir hampir bersamaan, kedua kelompok ini memilih titik aksi yang berbeda. Massa UIR memadati gerbang masuk gedung DPRD, sementara mahasiswa HMI menggelar orasi di gerbang keluar.
Sebuah mobil pickup yang digunakan mahasiswa UIR menjadi pusat perhatian dengan spanduk bertuliskan "Rp2,21 T Indonesia Gelap", menggambarkan keresahan mereka terhadap kebijakan efisiensi anggaran.
Isu utama yang disuarakan dalam aksi ini adalah pemotongan anggaran pendidikan demi program makan siang bergizi gratis. Mahasiswa menilai kebijakan ini tidak sepenuhnya dialokasikan untuk kesejahteraan rakyat, justru berpotensi memperburuk akses pendidikan tinggi di Indonesia.
"Kami tidak menolak program makan siang gratis, tapi kenapa harus mengorbankan pendidikan?" ujar salah satu orator aksi dari HMI Cabang Pekanbaru. "Jika anggaran universitas dipangkas, maka kemungkinan besar UKT akan naik, dan ini jelas memberatkan mahasiswa," ucap mahasiswa dalam orasinya.
Senada dengan itu, seorang mahasiswa UIR yang enggan disebut namanya menyatakan kekecewaannya terhadap kebijakan pemerintah. "Bagaimana bisa kita bicara masa depan cerah jika akses pendidikan justru semakin sulit?" katanya dengan suara lantang.
Mahasiswa berharap pemerintah tidak hanya sekadar mendengar, tetapi juga bertindak untuk memastikan kebijakan yang diambil benar-benar berpihak pada rakyat. Aksi ini menjadi bukti bahwa mahasiswa masih memegang peran penting sebagai agen perubahan. Namun, apakah suara mereka akan didengar? Jawabannya kini ada di tangan pemerintah.**