Waspada Lonjakan DBD di Riau, Hampir 1.500 Kasus dalam Empat Bulan

Kamis, 08 Mei 2025 | 08:39:02 WIB
Ilustrasi -net

iniriau.com, PEKANBARU - Provinsi Riau kembali menghadapi ancaman serius dari penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, sejak awal Januari hingga akhir April 2025, tercatat sebanyak 1.471 kasus DBD tersebar di 12 kabupaten dan kota di wilayah ini.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Sri Sadono Mulyanto, mengungkapkan bahwa situasi ini perlu menjadi perhatian bersama seluruh elemen masyarakat. Ia menyebut kondisi lingkungan yang tidak terjaga sebagai faktor utama meningkatnya populasi nyamuk Aedes aegypti, penyebar virus dengue.

“Data ini menunjukkan bahwa kita harus lebih waspada. Pencegahan tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah. Keterlibatan masyarakat sangat menentukan,” kata Sri Sadono, Rabu (7/5/2025).

Sebagai langkah cepat, Dinas Kesehatan menggiatkan kembali peran kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik) di tengah masyarakat. Para kader ini melakukan pemeriksaan langsung ke rumah-rumah warga untuk mencari dan mengeliminasi potensi tempat berkembang biaknya nyamuk, mulai dari bak mandi, vas bunga, hingga saluran air yang jarang dibersihkan.

Tak hanya memantau, kader Jumantik juga mengedukasi warga tentang pentingnya Gerakan 3M Plus: menguras, menutup, dan mengubur barang-barang yang dapat menjadi tempat bertelur nyamuk. Langkah tambahan seperti menggunakan obat nyamuk atau kelambu saat tidur juga terus disosialisasikan.

“Ketika lingkungan bersih, nyamuk tidak punya tempat untuk hidup. Ini prinsip dasar yang perlu terus kita ingat dan praktikkan,” tambahnya.

Dinas Kesehatan juga meningkatkan koordinasi dengan rumah sakit dan puskesmas agar siap menghadapi kemungkinan lonjakan pasien DBD. Masyarakat diimbau untuk tidak menunda pemeriksaan jika mengalami gejala seperti demam tinggi, nyeri otot, sakit kepala hebat, atau muncul ruam merah di kulit.

Sri Sadono menutup pernyataannya dengan mengajak semua pihak dari aparat desa hingga tokoh masyarakat  untuk berkolaborasi dalam upaya pencegahan.

“Melawan DBD bukan tugas satu pihak. Ini tanggung jawab kolektif. Kita harus bergandengan tangan demi kesehatan bersama," tutupnya.**
 

Tags

Terkini